Moneter dan Fiskal

Tekan Defisit Dagang, Indonesia Bakal Gencar Impor Energi dan Pertanian dari AS

Jakarta – Defisit neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan Indonesia pada 2024 mencapai USD18-19 miliar. Hal tersebut yang membuat Presiden Donald Trump mengenakan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32 persen.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia melakukan negosiasi tarif dengan pemerintahan AS. Salah satu yang ditawarkan Indonesia, yakni akan menyeimbangkan neraca perdagangan dengan meningkatkan impor energi antara lain, minyak, gas alam cair (LNG), serta produk pertanian seperti, gandum, kedelai, dan jagung.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso meyakini peningkatan impor komoditas energi dan produk pertanian sudah mampu untuk menutupi defisit perdagangan AS dengan Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Optimis Ekonomi RI Capai 5 Persen di 2025, Lebih Baik dari AS-China

“Dari energi, agrikultur aja sudah cukup untuk tutup defisitnya. dari USD19 miliar itu, sudah ketutup 100 persen,” kata Susi saat ditemui di Jakarta, Selasa, 29 April 2025.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sudah mengadakan pertemuan dengan US Secretary of Treasury, Scott Bessent di Washington, DC untuk membahas tarif resiprokal Presiden Donald Trump.

Airlangga menegaskan kembali posisi Indonesia untuk mengatasi mengatasi defisit Neraca Perdagangan AS terhadap Indonesia, seperti  yang telah disampaikan juga kepada USTR dan Secretary of Commerce pada pertemuan sebelumnya.

“Kami mendukung perdagangan yang fair and square. Indonesia akan meningkatkan pembelian pada berbagai komoditas utama seperti Minyak dan Gas, serta Produk-produk Pertanian,” kata Airlangga, Jumat, 25 April 2025.

Baca juga: Negosiasi Tarif Indonesia-AS, Ini Pengaruhnya ke Pasar Modal

Selain itu, Indonesia juga akan melakukan berbagai kebijakan deregulasi, seperti perizinan impor, kuota impor dan tingkat kandungan dalam negeri. 

“Kami juga akan meningkatkan nilai investasi dan kerja sama dalam critical minerals. Kolaborasi juga akan mencakup kerja sama keuangan dan ekonomi digital,” papar Airlangga. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

54 mins ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

2 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

3 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

4 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

13 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

14 hours ago