Jakarta – Angka kasus tuberkulosis (TBC) atau TB di Indonesia masih tergolong tinggi. Indonesia menempati peringkat kedua, setelah India dengan kasus TBC terbanyak. Pada 2023 lalu, angka kasus TBC melonjak lebih dari 80 ribu kasus dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, pada 2023 ada sekitar 809 ribu kasus TBC. Jumlahnya naik signifikan dari 724 ribu kasus di tahun sebelumnya. Jumlah pengidap TBC pada 2022 dan 2023 tersebut juga mengalami kenaikan berturut-turut jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19, di mana rata-rata temuan kasusnya dibawah 600 ribu per tahun.
Phapros, perusahaan farmasi yang sudah lebih 20 tahun berupay menekan angka kasus TBC, termasuk melalui sinergi dengan pemerintah. Saat ini, Phapros yang bernaung di bawah Holding BUMN Farmasi memiliki lini produk pengobatan TBC terlengkap di Indonesia. Mulai dari terapi untuk anak hingga dewasa, serta produk multivitamin untuk membantu upaya pencegahan TBC.
Baca juga: Phapros Cetak Pertumbuhan Penjualan 14,9 Persen, Dua Produk Obat Ini Penopangnya
Tahun lalu, emiten farmasi berkode saham PEHA ini, meluncurkan salah satu produk baru untuk pengobatan TBC, yakni Pro TB 2 Daily Dose. Obat ini ditujukan untuk pasien dewasa dengan dosis harian. Peluncuran produk ini merupakan salah satu bentuk komitmen perseroan menekan angka TBC di Indonesia, sekaligus melengkapi varian obat antituberkulosis yang dimiliki oleh Phapros.
Plt Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih, mengatakan bahwa Pro TB 2 Daily Dose merupakan pengembangan internal. Formulanya disempurnakan dibandingkan Pro TB 2 sebelumnya.
“Diharapkan dengan adanya pengembangan formula ini bisa meningkatkan kepatuhan pasien TBC untuk meminum obat karena dapat diminum satu kali setiap hari. Sedangkan, formula sebelumnya harus diminum tiga kali seminggu, dan secara bertahap ke depannya produk Pro TB 2 Daily Dose ini akan menggantikan versi pendahulunya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 26 Maret 2024.
Di samping mengembangkan produk pengobatan, Phapros juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang berhubungan dengan TBC. Contohnya, turut serta dalam sosialisasi yang gencar dilakukan bersama dengan pemangku kepentingan, salah satunya adalah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pada Minggu, 24 Maret lalu bertepatan dengan Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia, dalam webinar bertajuk “Hari TB Sedunia 2024: Yes We Can End TB.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K), FISR, FAPSR, mengatakan, webinar ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan update terbaru tatalaksana tuberkulosis sensitif dan resisten obat juga memberikan wacana gambaran nyata fakta lapangan sehari-hari dalam penanggulangan tuberkulosis di daerah-daerah di Indonesia sehingga mampu membakar semangat semua pihak terkait dengan tujuan yang sama yaitu eliminasi TB.
Baca juga: Topang Ekspansi Bisnis 2024, Dua Strategi Ini jadi Fokus Emiten Farmasi Phapros
Untuk pencegahan, Agus menekankan pada pentingnya edukasi berkelanjutan yang dilakukan secara merata di masyarakat sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan bersama dalam pemberantasan tuberkulosis di Indonesia.
“Edukasi dalam bentuk media apapun yang mudah akses dan dilakukan oleh semua stakeholders terkait, termasuk informasi bagaimana caranya bila menemukan gejala atau tanda pada dirinya atau orang sekitar. Lalu perbaikan sistem pelacakan kontak erat yang terintegrasi dalam mengidentifikasi orang-orang berisiko TBC laten. Termasuk pula kemudahan melakukan alur penegakkan diagnosis TBC laten yang dapat diklaim di asuransi kesehatan nasional. Terakhir, tentunya kemudahan dalam mendapatkan terapi pencegahan tuberkulosis,” pungkasnya. (*) Ari Astriawan