Tarik Investasi ke AS, Trump Janjikan Karpet Merah untuk Investor di Atas USD1 Miliar

Tarik Investasi ke AS, Trump Janjikan Karpet Merah untuk Investor di Atas USD1 Miliar

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump pada hari Selasa, 10 Desember 2024 berjanji bahwa individu atau perusahaan yang berinvestasi minimal USD1 miliar di AS akan mendapatkan karpet merah dalam bentuk persetujuan dan perizinan yang dipercepat.

Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menyebutkan bahwa persetujuan lingkungan juga akan termasuk dalam insentif investasi tersebut.

“Setiap orang atau perusahaan yang menginvestasikan satu miliar dolar atau lebih di AS akan mendapatkan persetujuan dan perizinan yang dipercepat sepenuhnya, termasuk, tetapi tidak terbatas pada, semua persetujuan lingkungan. Bersiaplah untuk beraksi!,” tulis Trump, dikutip dari CNBC, Rabu, 11 Desember 2024.

Namun, detail mengenai proposal itu masih belum jelas. Tim transisi Trump belum memberikan tanggapan lebih lanjut terkait aturan atau regulasi apa yang akan dikurangi untuk mempercepat proses perizinan tersebut.

Baca juga: Trump Ancam Tarik Diri dari NATO dan Perketat Kebijakan Perdagangan Internasional
Baca juga: Ini Alasan Trump Ancam Kenakan Tarif 25 Persen Barang Impor dari Meksiko dan Kanada

Tidak diketahui mengapa Trump memutuskan untuk memposting pesan tersebut. Namun, di hari yang sama, Mahkamah Agung AS sedang membahas sengketa terkait tinjauan lingkungan federal atas proyek rel kereta minyak di Utah.

Pesan itu menjadi salah satu sinyal terbaru dari niat Trump untuk mengurangi regulasi federal dan menarik lebih banyak investasi asing jika terpilih kembali untuk masa jabatan kedua.

Dengan menyoroti persetujuan lingkungan, unggahan Trump juga menekankan rencananya untuk membatalkan sejumlah kebijakan era Biden, seperti insentif pajak kendaraan listrik dan standar bahan bakar yang lebih ketat, yang bertujuan mengatasi perubahan iklim.

Trump juga menunjuk Lee Zeldin, yang dikenal ingin memangkas regulasi yang dianggap memberatkan bisnis, untuk memimpin Badan Perlindungan Lingkungan (EPA). (*) Ari Nugroho

Related Posts

News Update

Top News