Jakarta – Bank UOB Indonesia terus mengembangkan dan mendigitalisasi bisnis UMKM di Indonesia. Salah satunya dengan meluncurkan UOB FinLab, yakni program akselerator inovasi bisnis untuk pelaku UMKM.
Hadirnya UOB FinLab di Indonesia, UOB Indonesia menargetkan bisa mendigitalkan, meningkatkan keterampilan, serta memberikan dukungan kepada 5.000 pelaku bisnis UMKM dalam tiga tahun ke depan.
“Kalau di sini dikatakan targetnya dalam waktu tiga tahun. Malah kalau saya pribadi maunya di tahun 2024 kita sudah bisa menjangkau 5.000 pelaku UMKM. Itu target pribadi saya. Gimana caranya, kita ukur kesuksesan ini dari keberhasilan kita bikin UKM ini sadar pentingnya teknologi digital,” ujar Head of Channels and Digitalisation UOB Indonesia, Edisono Limin di Jakarta, 19 September 2023.
Baca juga: Langkah UOB Percepat Transisi Indonesia Menuju Ekonomi Rendah Karbon
UOB FinLab ini sekaligus berperan dalam menumbuh kembangkan jaringan ekosistem regional ke jaringan global yang kuat guna mendigitalkan dan meningkatkan keterampilan bisnis para pelaku UMKM.
Peluncurannya di Indonesia merupakan tonggak penting bagi UOB FinLab karena hal ini menandai regionalisasi UOB di lima pasar utama UOB di ASEAN, yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan sekarang Indonesia.
“Bukan cuman aware, tapi paham cara menggunakan teknologi digital. Contoh, kita punya aplikasi yang kita sebut Tomorrow, di mana kita bisa melakukan payment secara digital. Itu kan langkah awal dalam melakukan digitalisasi kan. Kalau di pemerintah ada yang namanya QRIS, BI Fast,” jelasnya.
Edisono menerangkan bahwa dengan terkoneksinya pelaku UMKM pada sistem digital, maka hal itu akan semakin mempermudah pelaku UMKM dalam mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan formal seperti perbankan.
“Banyak loh khususnya di luar Jakarta, pelaku UKM yang benar-benar masih tradisional. Kita harap dengan adanya ini, kita bisa setidaknya bikin 5000 pelaku UKM mengerti teknologi, supaya memungkinkan mereka masuk ke tahap berikutnya yakni tahap financing. Mereka harus punya pencatatan yang bagus, tidak bisa lagi pakai manual catat di buku atau kertas. Mereka harus punya sistem. Kalau manual pasti akan hilang semua itu pencatatan keuangannya,” tambahnya.
Sementara itu, Managing Director and Head of Group Channels and Digitalisation UOB, Janet Young mengungkapkan, terdapat lima prinsip yang digunakan UOB dalam mendukung transformasi UMKM di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang bisa disingkat menjadi 5C, yakni capability, capital, connectivity, community, dan collaboration.
“UOB percaya Asia dan Asean akan menjadi big ekonomi. Maka, kita mau bantu UMKM bangun kapabilitas. Kita mau bantu UMKM bangun dan kembangkan digitalisasinya. Bahkan, bukan cuman digitalisasi, tapi juga sustainability beserta SDM-nya. Kita juga bantu offline-nya atau omnichannel, mengingat tak ada yang sepenuhnya online. Maka, bank-bank cabang kita siap membantu nasabah yang masih ingin datang ke kantor fisik. Jadi, kita juga tetap kedepankan omni channel,” pungkas Janet.
Baca juga: OJK Ungkap Tantangan UMKM: Akses Finansial hingga Kurang Inovasi
Sebagai bagian dari peluncuran tersebut, UOB FinLab juga memulai program digitalisasi
perdananya bertajuk UKM SUKSES (Sistem Usaha Kreatif dan Solusi Ekonomi Sejahtera). Program 2 hari (19&20 September 2023) ini bertujuan membekali para peserta dengan pengetahuan, strategi, dan tips praktis untuk mengadopsi teknologi digital dalam e-commerce, pemasaran digital serta logistik, memberdayakan para peserta untuk mendigitalkan dan mengembangkan bisnis
mereka dengan sukses.
UOB FinLab Indonesia juga menandatangani perjanjian kerjasama (MoU) dengan mitra ekosistem lokal termasuk SMESCO, HIPMI, dan APINDO dalam membangun ekosistem yang saling terhubung, mendukung, dan dinamis, agar bisnis dapat tumbuh secara digital dan
berkelanjutan.
Kolaborasi ini mencakup pertukaran pengetahuan, program, dan keahlian lintas negara untuk mendigitalkan, meningkatkan keterampilan, serta memberikan dukungan kepada 5.000 bisnis dalam tiga tahun ke depan. (*) Steven Widjaja