Tantangan dan Strategi Calon Deputi Gubernur BI Wiwiek Sisto Widayat

Tantangan dan Strategi Calon Deputi Gubernur BI Wiwiek Sisto Widayat

Jakarta – Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Wiwiek Sisto Widayat menilai, Indonesia masih dihadapkan oleh sejumlah tantangan untuk menjadi negara besar. Menurutnya, ada 5 (lima) tantangan yang masih dihadapkan oleh Indonesia sebagai negara berkembang.

Tantangan pertama, kata dia, pertumbuhan ekonomi yang masih stagnan pada kisaran 5 persen dan belum merata. Kedua, masih tingginya biaya dana untuk investasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas. Ketiga, ketergantungan pertumbuhan ekonomi terhadap sejumlah komoditas atau sektor tertentu.

“Lalu, keempat, masalah konektivitas dan daya saing daerah. Dan kelima, memaksimalkan potensi SDM internal dan eksternal BI,” ujar Wiwiek saat fit and proper test Calon Gubernur BI, di Komisi XI DPR-RI, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.

Untuk menghadapi sejumlah tantangan tersebut, pihaknya sebagai Calon Deputi Gubernur BI telah menyiapkan 6 (enam) strategi utama seperti pengendalian inflasi, Inclusiveness, pengembangan ekonomi umat, promosi Indonesia pada dunia internasional, peningkatan akses pasar dan akses keuanan, dan yang terakhir adalah peningkatan kompetensi.

Strategi pertama, kata dia, pengendalian inflasi melalui integrasi kerjasama antar daerah dan peningkatan Inovasi. Dia menilai, pengendalian inflasi perlu dilakukan dari sisi supply, sisi demand dan penguatan aspek kelembagaan. Sementara dari sisi supply, TPID perlu fokus pada komoditas yang secara historis akan menjadi penyumbang inflasi pada 3, 6 dan 9 bulan mendatang (forward looking).

“Dari sisi demand, upaya pengendalian inflasi dapat dilakukan melalui diversifikasi pangan dan membudayakan secara nasional diet sehat yaitu rendah karbohidrat dan gula. Selain masalah supply dan demand side, inflasi seringkali dipicu oleh informasi harga yang kurang transparan,” ucapnya.

Strategi kedua, peningkatan inclusiveness melalui pengembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru, pengembangan UMKM dan integrasi klaster dalam skala besar. Dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat agar lebih merata itu, dirinya akan fokus pada prioritas daerah di kuadran IV untuk mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru dan melakukan pengembangan UMKM yang terintegrasi dengan klaster dalam skala besar.

“Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru adalah dari komoditas pertanian/perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan memiliki potensi ekspor yang besar, seperti kopi, vanili, dan sebagainya. Terkait dengan upaya pertumbuhan ekonomi baru, kita perlu mengembangkan desa sebagai pusat ekonomi baru,” paparnya.

Selanjutnya strategi ketiga, penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat, tambah dia, diperlukan langkah nyata. melalui penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat di Indonesia. Penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat dapat difokuskan kepada optimalisasi dana keagamaan yang terkumpul untuk kegiatan yang produktif dan menjadikan tempat ibadah sebagai salah satu sarana untuk peningkatan kompetensi umat yang sejalan dengan program-program pengembangan ekonomi.

“Sebagai contoh dalam pengembangan ekonomi umat Islam yang selama ini baru berkonsentrasi pada pengembangan sektor keuangan syariah saja perlu segera lebih berfokus pada sektor riil,l jelasnya.

Kemudian strategi keempat, pembangunan dan optimalisasi semangat incorporated di daerah prioritas serta promosi Indonesia pada dunia internasional. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan investasi dan mendapatkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dengan semangat incorporated.

“Di Jawa Barat kami telah membangun Forum West Java Incorporated berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah. Tujuan utamanya adalah menguatkan sinergi antar institusi di Jawa Barat pada aspek investasi, perdagangan dan pembiayaan,” klaimnya.

Lalu, strategi kelima peningkatan akses pasar dan akses keuangan. Strategi ini dapat dilakukan dengan mendorong kerjasama antara daerah-daerah prioritas (di kuadran IV) untuk memanfaatkan peluang pasar di daerah-daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan tinggi (di kuadran Idan III).

“Terkait dengan peningkatan akses keuangan, saya akan mendorong peningkatan akses keuangan masyarakat melalui pendekatan cultural dan religi sesuai kearifan lokal,” jelasnya.

Untuk daerah yang mayoritas muslim, dirinya akan mendorong sinergi pembiayaan melalui penerapan zakat dan wakaf core principles, serta pengembangan ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar pesantren. Untuk daerah yang mayoritas penduduknya non muslim (misal Kristiani) akan difasilitasi pembentukan badan pengumpulan dana (perpuluhan) untuk kegiatan pengembangan ekonomi umat.

Terakhir srategi keenam, peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya eksternal, dirinya mendorong BI-Institute bekerja sama dengan Kemenko Perekonomian dan Kemendagri untuk meningkatkan kompetensi para pimpinan daerah, BAPPEDA dan unsur-unsur penting dalam TPID melalui berbagai kegiatan course/workshop dan kegiatan sharing yang aplikatif terkait pengendalian inflasi dan pembangunan daerah.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah juga akan didorong bekerja sama dengan Pemda dalam mengembangkan sekolah vokasi yang memiliki return to mean years schooling tinggi 6 .Peningkatan kompetensi SDM ini dapat diprioritaskan pada daerah-daerah dengan tingkat pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan yang tinggi.

“Keenam strategi tersebut akan menjadi pedoman kerja saya apabila saya mendapat kepercayaan untuk menjabat Deputi Gubernur BI. Melalui sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah serta stakeholders lainnya, kita dapat mewujudkan cita-cita pendiri bangsa menjadikan Indonesia berjaya, adil,” tutupnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News