Jakarta – Jazz Gunung Indonesia menjadi delegasi di ajang Taipei Music Expo (TMEX) pada 7-8 September 2024. Tentu saja, momen ini kesempatan emas dalam memperkenalkan budaya jazz Indonesia dan memamerkan Jazz Gunung Bromo ke kancah dunia.
Chief Executive Officer (CEO) Jazz Gunung Indonesia Bagas Indyatmono yang menjadi panelis dalam Taipei Music Expo (TMEX) menekankan tradisi festival jazz yang kaya di Tanah Air.
Salah satu keunikan paling signifikan antaranya terkait erat dengan elemen budaya lokal dan pemandangan alam pada venue acara yang menakjubkan.
“Indonesia menjadi tuan rumah bagi beberapa festival jazz yang paling unik di dunia, dan Jazz Gunung adalah contoh terbaiknya,” ungkap Bagas dalam presentasinya di Taipei Music Expo, dikutip Rabu, 18 September 2024.
Jazz Gunung Bromo, yang diselenggarakan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, telah menjadi agenda rutin dalam kalender musik Indonesia selama 16 tahun, dan secara konsisten menarik perhatian para penggemar jazz lokal dan internasional.
Baca juga : Kontribusi Jazz Gunung Indonesia terhadap Ekosistem Internasional dan Lini Edukasi
“Acara ini menawarkan pengalaman musik yang intim dan mendalam, menggabungkan keindahan alam dengan kesenian jazz. Ini bukan hanya sekedar konser, tapi juga merupakan pertemuan komunitas jazz dari seluruh Indonesia dan dunia,” pungkas Bagas.
Dengan penampilan dari musisi lokal dan musisi jazz internasional ternama, Jazz Gunung Bromo telah memupuk komunitas yang dinamis di mana musik bertemu dengan pertukaran budaya.
Keanekaragaman Budaya Bertemu dengan Jazz
Jazz Gunung Indonesia juga telah menjadi pelopor dalam mempromosikan keanekaragaman budaya melalui acara-acaranya. Festival ini memadukan warisan budaya Indonesia yang kaya dengan bentuk-bentuk kesenian tradisional Indonesia lewat improvisasi musik jazz.
Bagas menjelaskan, salah satu misi utama dari Jazz Gunung adalah untuk menyoroti lanskap budaya Indonesia yang beragam melalui musik, menyediakan platform bagi para seniman dari berbagai latar belakang untuk berkolaborasi dan berinovasi.
“Salah satu inisiatif kami adalah Ring of Fire Project. Ini adalah sebuah kolektif jazz yang dipelopori oleh salah satu seniman kehormatan, almarhum Djaduk Ferianto, berusaha mengkolaborasikan jazz yang penuh improvisasi dengan kekhasan musik Nusantara. Ring of Fire Project konsisten menyajikan musik jazz khas Nusantara di setiap perjalanan Jazz Gunung Bromo” tegas Bagas.
Baca juga : Indra Lesmana hingga Elfa Zulham Sukses Menyihir Penonton Jazz Gunung Ijen 2024
Di Taipei Music Expo, Bagas berbicara tentang bagaimana acara ini telah berkembang menjadi sebuah platform internasional bagi para penggemar dan musisi jazz.
Dengan menggabungkan jazz dengan unsur-unsur tradisional Indonesia, Jazz Gunung telah menciptakan soundscape yang berbeda dan menarik secara global.
Hal ini menjadikannya tidak hanya sebagai pengalaman budaya bagi para pengunjung, tetapi juga bagian penting dari kontribusi Indonesia terhadap komunitas musik global.
Ketika Jazz Gunung Indonesia menatap masa depan, misinya tetap jelas yakni menampilkan keindahan jazz yang dipadukan dengan keanekaragaman budaya dan lanskap alam Indonesia yang kaya.
Melalui acara-acara seperti Jazz Gunung Bromo, organisasi ini terus mengembangkan komunitas jazz di Indonesia sekaligus berkontribusi pada kancah jazz global.
Babak Baru Jazz Gunung Indonesia di Internasional
Partisipasi Jazz Gunung Indonesia dalam Taipei Music Expo menandai babak baru dalam perjalanannya yang sedang berlangsung untuk membawa musik jazz Indonesia yang unik ke panggung dunia.
Taipei Music Expo diakui sebagai acara internasional utama untuk mendorong kolaborasi dalam industri musik global. Acara ini berfungsi sebagai platform di mana para musisi, profesional industri, records label, penggagas festival musik dan komunitas berkumpul untuk bertukar ide dan membangun jaringan.
Dalam acara pertukaran budaya dan bisnis ini TMEX mengajak 25 pemimpin industri musik internasional dari 12 negara, bersama dengan lebih dari 20 festival musik besar di Taiwan dan lebih dari 40 merek musik yang bertujuan untuk memperluas jaringan.
Tahun ini, kehadiran Jazz Gunung Indonesia memperkuat hubungan antara skena jazz Indonesia dan penonton internasional, yang semakin memperluas jangkauan global dari sajian jazz yang unik dari negara ini.
Bagas berbagi harapannya bahwa acara-acara seperti Taipei Music Expo akan terus menjadi platform untuk mempromosikan kolaborasi dan pertukaran budaya di dunia musik.
“Ini adalah kesempatan bagi kami untuk terhubung dengan audiens global, berbagi cerita, dan belajar dari yang lain. Musik, pada intinya, melampaui batas-batas,” pungkasnya. (*)
Editor : Galih Pratama