Jakarta – Mulai membaiknya harga komoditas dunia, diperkirakan bakal ikut menopang perekonomian nasional di tahun 2018-2019. Namun demikian, perekonomian nasional, ke depan masih akan di pengaruhi oleh faktor-faktor global khususnya dari kebijakan Amerika Serikat (AS).
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean, dalam risetnya, di Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018. Menurutnya, memasuki tahun politik di 2018 dan 2019, perekonomian Indonesia masih akan stabil atau sesuai dengan asumsi pemerintah yakni 5,2-5,6 persen.
“Tahun ini dan tahun depan konfigurasi makroekonomi kita akan diuntungkan oleh semakin kuatnya dinamika perdagangan global dan harga-harga komoditas,” ujarnya.
Dia menilai, gesekan-gesekan politik saat Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) dirasa tidak akan mengganggu geliat bisnis. Dua dekade telah berlalu sejak model politik Indonesia bermetamorfosis dari pola bisnis berpatron politik birokrasi ke arah model politik yang lebih terbuka dan sangat demokratis.
Lebih lanjut dirinya menungkapkan, bahwa pola interaksi politik dan bisnis yang telah terbentuk saat ini telah melepaskaitkan antara bisnis dengan patronase politik. Akibatnya, kata dia, dinamika ekonomi bisnis berjalan secara independen dengan proses gesekan kepentingan kekuasaan diantara pelaku-pelaku politik.
“Artinya, mungkin cukup realistis untuk berekspektasi bahwa pilkada 2018 dan pilpres 2019, sekali lagi, tidak akan berpengaruh terhadap konfigurasi harga-harga baik di pasar obligasi, saham, dan uang di tahun-tahun tersebut,” tutupnya. (*)