Jakarta – PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) mencatat telah menyalurkan pembiayaan di sepanjang tahun 2018 sebesar Rp67,75 triliun atau mengalami pertumbuhan 11,63 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp60,69 triliun.
Direktur Finance and Strategy Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho mengatakan, dari total pembiayaan yang disalurkan tersebut, segmen ritel mencatatkan pertumbuhan yang paling tinggi. Pembiayaan di segmen ini tumbuh 15,49 persen semula Rp34,59 triliun per akhir 2017 menjadi Rp39,95 triliun per akhir 2018.
Selanjutnya, kata dia, total pembiayaan di akhir 2018 juga ditopang oleh segmen Wholesale (Korporat dan Komersial) yang tercatat sebesar Rp27,79 triliun, atau mengalami pertumbuhan mencapai 6,5 persen (yoy) bila dibandingkan pembiayaan segmen Wholesale di tahun sebelumnya yang sebesar Rp26,1 triliun.
“Pertumbuhan pembiayaan tersebut diiringi dengan perbaikan kualitas yang tercermin dari penurunan kredit bermasalah (NPF) Nett turun dari 2,71 persen menjadi 1,56 persen,” ujarnya di Jakarta, Senin, 11 Maret 2019.
Dia mengungkapkan, pertumbuhan dan perbaikan kualitas pembiayaan tersebut, telah menopang pertumbuhan margin bagi hasil bersih yang meningkat Rp402 miliar atau tumbuh 5,52 persen menjadi Rp7,69 triliun di 2018. Di mana pendapatan margin bagi hasil bersih di 2017 tercatat sebesar Rp7,29 triliun.
Untuk mendongkrak pembiayaan, Mandiri Syariah telah melaksanakan program community development dan juga pembinaan entrepreneursip generasi muda, sebagai bagian dari program Sustainability. Program tersebut dilaksanakan dengan mengembangkan program Desa Berdaya dan Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP).
Setelah produksi padi organic di Lampung, ke depan akan dikembangkan Desa Berdaya berbasis peternakan. Program sustainability ini merupakan implementasi dari kepedulian Perusahaan pada kelangsungan hidup masyarakat. (*)