Ilustrasi produk asuransi jiwa untuk investasi. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Sebagian besar penduduk Indonesia ingin meraih kebebasan finansial pada hari tua, tanpa bergantung kepada siapa pun. Namun, keinginan tersebut hanya bisa terwujud jika dipersiapkan dengan perencanaan yang matang dan strategi pengelolaan keuangan yang tepat.
Manulife Asia Care Survey 2025 mengungkapkan, masyarakat Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam menyiapkan bekal pensiun. Salah satunya adalah kebutuhan hidup saat ini yang kerap menghambat upaya menabung.
Selain itu, inflasi juga menjadi ancaman. Dengan kenaikan biaya hidup sekitar 3-4 persen per tahun, nilai dana pensiun yang perlu dikumpulkan semakin membengkak.
Sayangnya, survei menemukan bahwa 73 persen responden Indonesia masih mengandalkan instrumen kas atau tabungan sebagai pilihan utama untuk persiapan hari tua.
Baca juga: 3 Cara Efektif Merdeka Finansial di Hari Tua
Instrumen kas mendominasi di semua kelompok usia. Sebanyak 83 persen responden usia 55 tahun ke atas mengandalkan tabungan, padahal kelompok ini justru membutuhkan instrumen investasi yang bisa menggantikan penghasilan bulanan sekaligus melawan inflasi.
Di kelompok usia produktif (25–54 tahun), 71 persen juga masih bergantung pada tabungan. Padahal, usia ini seharusnya menjadi masa menyiapkan bekal pensiun melalui instrumen dengan potensi pertumbuhan lebih tinggi.
Meski demikian, kas atau tabungan tetap memiliki peran penting dalam keuangan, terutama untuk kebutuhan jangka pendek. Namun, risiko yang muncul adalah rendahnya imbal hasil, sehingga dana pensiun bisa tidak mencukupi.
“Investor cerdas perlu menemukan porsi yang pas untuk alokasi asetnya pada kas atau tabungan, lalu menggunakan alternatif-alternatif investasi dengan potensi return yang lebih tinggi, supaya kekayaannya dapat tumbuh dengan baik,” ujar Afifa, CEO & President Director, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, katanya, dikutip Sabtu, 23 Agustus 2025.
Baca juga: Survei Manulife: Banyak Pensiunan di RI Masih Bergantung pada Keluarga
Menurutnya, saham dan obligasi bisa menjadi pilihan menarik. Bahkan, reksa dana bisa menjadi opsi paling terjangkau karena sudah dapat dimulai dengan modal Rp10.000.
“Jika investor ingin melakukan diversifikasi investasi di pasar modal, reksa dana bisa menjadi opsi yang mumpuni. Dikelola oleh manajer investasi profesional, reksa dana mengumpulkan modal investasi dari banyak investor, dan menempatkannya pada racikan saham dan obligasi berkualitas dengan dua tujuan, yaitu menumbuhkan modal investasi, sambil menjaga risiko tetap terkendali,” bebernya.
Baca juga: Menikmati Masa Tua, Perencanaan Keuangan Haruslah Matang
“Sudah saatnya masyarakat Indonesia mengadopsi alternatif investasi sebagai bagian dari perencanaan keuangan agar masa tua lebih terjamin,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More