Ilustrasi - Tabungan Haji BSI. (Foto: Dok. Bank BSI)
Poin Penting
Jakarta - Perjalanan Ibadah Haji 2026 kian dekat. Pemerintah melalui Kementerian Haji dan Umrah RI telah mengumumkan tahap I dan tahap II pelunasan ibadah haji untuk keberangkatan Haji 2026 atau 1447 Hijriah. Hal ini menandai dimulainya rangkaian persiapan haji bagi jutaan calon jemaah.
Di tengah dinamika tersebut, bank-bank syariah semakin agresif menawarkan layanan tabungan dan solusi keuangan haji. Mereka berlomba memperkuat strategi, infrastruktur, dan inovasi demi mendukung kelancaran ibadah jemaah.
Direktur Utama Bank Muamalat, Imam Teguh Saptono mengungkapkan, di tengah persaingan bank-bank syariah dalam ekosistem haji, strategi Bank Muamalat adalah menjadi agregator dan fasilitator melalui kolaborasi.
“Kami tetap berkolaborasi dengan rekan-rekan bank syariah lain. Mereka merupakan Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) bagi jemaah haji selama bertahun-tahun,” ujar Imam, kepada Infobanknews, Selasa, 2 Desember 2025.
Baca juga: Kemenhaj: Pelunasan Haji 2026 Masih di Bawah 1 Persen
Ia menambahkan, sebagai Bank Haji yang dimiliki oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), terdapat sinergi bisnis yang dapat dioptimalkan khususnya pada Ekosistem Bisnis Haji dan Umrah.
“Di situlah letak agregator dan fasilitatornya, karena kami adalah bank yang 82,7 persen dimiliki BPKH. Kami bukan sekadar mitra BPS, kami dapat menjadi Hub Management dari ekosistem ini, dari hulu hingga hilir,” tambahnya.
Ia mencontohkan, Bank Muamalat berpeluang menyalurkan investasi maupun modal kerja di Arab Saudi melalui skema sindikasi lewat kantor cabang internasional di Kuala Lumpur.
“Hal ini menjadi faktor yang menguatkan kapabilitas Bank Muamalat apabila ditunjuk sebagai Bank Haji,” tutur Imam.
Dari sisi layanan, Bank Muamalat terus mengembangkan teknologi melalui pemanfaatan Kartu Haji Indonesia (KHI) hasil kolaborasi dengan Bank Al Rajhi. Kartu ini tidak hanya berfungsi sebagai ATM, tetapi juga mendukung pembayaran tap-to-pay di jaringan MADA Arab Saudi.
Sementara itu, Imam menyebut produk tabungan haji Bank Muamalat terus menunjukkan tren positif. Hingga September 2025, produk tabungan Haji Bank Muamalat mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 14,1 persen, dengan total volume di atas Rp1,71 triliun.
Tabungan haji Bank Muamalat pun telah mencapai lebih dari 962 ribu rekening. Sedangkan, porsi dana Haji tercatat sebesar Rp9,4 triliun atau hampir 20 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat.
“Angka-angka ini adalah fondasi kami untuk melangkah sebagai Bank Haji,” ungkapnya.
Ia optimistis tren pertumbuhan ini akan berlanjut, seiring penurunan rata-rata BPIH 2026 menjadi Rp87,41 juta dari Rp89,41 juta pada 2025.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Utama Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo. Menurutnya, penurunan biaya haji tahun 2026 diperkirakan akan lebih berdampak pada meningkatnya jumlah nasabah yang melakukan pelunasan keberangkatan.
Sementara, untuk meningkatkan kinerja tabungan haji, Yuwono menjelaskan bahwa Bank Mega Syariah telah meluncurkan kampanye “Gen Hajj – Haji Mudah Untuk Semua Generasi” sebagai bagian dari strategi untuk menjangkau masyarakat dari berbagai usia, termasuk generasi muda, agar mulai merencanakan ibadah sejak dini.
Baca juga: Komisi XI Soroti Proyek Kampung Haji dan WtE sebagai Langkah Strategis Danantara
Selain itu, Bank Mega Syariah juga terus memperkuat literasi keuangan syariah dan kemudahan layanan digital melalui aplikasi m-Syariah yang memudahkan nasabah dalam pemantauan saldo dan penyetoran.
Dengan strategi ini, Tabungan Haji tetap menjadi salah satu produk unggulan dalam memperkuat basis dana ritel dan mendorong pertumbuhan bisnis bank secara berkelanjutan.
“Hingga Oktober 2025, jumlah nasabah Tabungan Haji Bank Mega Syariah tercatat tumbuh sekitar 6 persen dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2024. Jumlah rekening (NoA) mencapai pertumbuhan sekitar 4 persen. Sementara itu, volume Tabungan Haji meningkat sekitar 9 persen pada periode yang sama. Pertumbuhan terjadi merata di berbagai wilayah, terutama Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” ungkapnya.
Yuwono menambahkan, ekosistem haji dan umrah menjadi fokus strategis perseroan melalui kolaborasi dengan PPIU/PIHK, lembaga pendidikan, serta mitra digital dan fintech syariah.
“Selain itu, kami juga mendukung penguatan ekosistem halal yang dijalankan pemerintah, termasuk kemudahan layanan ziswaf dan berbagai inisiatif lain yang diharapkan dapat memperluas akses keuangan syariah dan memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat,” katanya.
Di sisi lain, Direktur Sales and Distribution Bank Syariah Indonesia (BSI), Anton Sukarna mengatakan haji menjadi momen penting bagi BSI untuk melayani jemaah secara optimal. Apalagi, sebanyak 83 persen calon jemaah haji Indonesia merupakan nasabah BSI.
Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI juga mencatat pertumbuhan tabungan haji yang signifikan.
Per September 2025, Anton mengungkapkan tabungan haji BSI tercatat mencapai 6,8 juta rekening. Angka ini mewakili sekitar 10–11 persen dari total tabungan BSI, menjadikan tabungan haji sebagai salah satu kontributor penting dalam portofolio dana murah perseroan.
Sedangkan, kontribusi tabungan haji diperkirakan berada di kisaran 5–6 persen terhadap total dana pihak ketiga (DPK) BSI.
Baca juga: Cara Mudah Melunasi Biaya Haji 2026 Lewat Layanan Digital BSI
Anton menyebut minat masyarakat menabung haji terus meningkat. Ia juga mendorong jemaah untuk mempersiapkan pelunasan haji sejak dini, salah satunya melalui instrumen emas.
“Biasanya jemaah menggunakan emas untuk pelunasan haji. Kalau kita lihat, harga emas dalam jangka panjang relatif stabil dan cenderung naik,” ujarnya, kepada Infobank, Selasa, 2 Desember 2025.
Ia menegaskan, menabung emas dapat menjadi solusi jangka panjang agar jemaah tidak kerepotan saat masa pelunasan tiba.
“Daripada nanti pelunasan dana tidak cukup lalu repot, saya sarankan mulai mencicil dengan menabung emas sejak sekarang. Misalnya Rp100 ribu per bulan tidak apa-apa. Setahun dapat setengah gram, 17 tahun bisa jadi 8 gram,” jelasnya.
Dengan harga sekitar Rp500 ribu per gram, nilai tersebut setara Rp16–20 juta hari ini dan berpotensi naik 3–5 kali lipat dalam beberapa tahun ke depan.
Selain itu, BSI juga terus memperkuat kanal digital, termasuk transaksi melalui aplikasi BYOND by BSI, guna mempermudah layanan bagi calon jemaah. (*) Ayu Utami
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More