Jakarta – Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan kredit baru, melambat di triwulan III-2019. Perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan III-2019 sebesar 68,3%, lebih rendah dibandingkan 78,3% pada triwulan sebelumnya.
Walau begitu, Gubernur BI Perry Warjiyo memprakirakan, kredit baru akan kembali meningkat pada triwulan IV-2019 yang didorong oleh optimisme terhadap kondisi moneter dan ekonomi yang menguat dan juga risiko penyaluran kredit yang relatif terjaga.
“Survei itu juga menunjukan indikasi dua hal, menujukan pada kuartal 4 2019 pertumbuhan kredit baru akan meningkat, didorong oleh optimisme moneter yang melonggar dan ekonomi menguat dan risiko ekonomi relatif terjaga,” kata Perry di Jakarta, Jumat 25 Oktober 2019.
Perry menambahkan, pada kuartal empat kredit baru juga diprakirakan lebih longgar, terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 11,8%, sedikit lebih rendah dibandingkan 12,0% pada triwulan sebelumnya.
Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit kepemilikan rumah/apartemen, kredit investasi, dan kredit UMKM, dengan aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar antara lain plafon kredit, suku bunga, dan agunan.
Dengan data tersebut Perry mengatakan, hasil survei mengindikasikan perlambatan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Kredit diprakirakan tumbuh 9,7% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan triwulan sebelumnya maupun dengan realisasi tahun sebelumnya. (*)
Editor: Rezkiana Np