Jakarta – Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) pada Januari 2019 menunjukkan bahwa penjualan eceran tumbuh melambat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2019 yang sebesar 218,1 atau tumbuh 7,2 persen (yoy), lebih rendah dibanding Desember 2018 yang tumbuh 7,7 persen (yoy).
Seperti dikutip dari laman BI, di Jakarta, Senin, 11 Maret 2019 menyebutkan, melambatnya pertumbuhan penjualan eceran di Januari 2019 ini sejalan dengan kembali normalnya penjualan eceran pasca libur Natal dan Tahun Baru. Namun demikian, menurut Bank Sentral penjualan eceran yang tumbuh 7,2 persen itu masih cukup tinggi di Januari 2019.
Pertumbuhan penjualan eceran pada periode tersebut ditopang penjualan sub kelompok komoditas Sandang (terutama pakaian jadi dan produk alas kaki & perlengkapannya) serta kelompok komoditas Barang Budaya dan Rekreasi (terutama alat tulis dan mainan anak-anak), yang tercatat masing-masing tumbuh 27,9 persen dan 21,5 persen.
Penjualan eceran diprakirakan tumbuh meningkat pada Februari 2019. Hal ini terindikasi dari IPR Februari 2019 yang tumbuh 10,9 persen (yoy), didorong oleh penjualan subkelompok komoditas Sandang dan kelompok komoditas Barang Budaya dan Rekreasi. Peningkatan penjualan antara lain didorong faktor musiman perayaan hari raya Imlek.
Hasil survei juga mengindikasikan penurunan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang (April 2019). Indikasi tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 154,3, lebih rendah dibandingkan IEH pada bulan sebelumnya sebesar 156,9. (*)