Jakarta – Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) hingga minggu ketiga Juni 2020, Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan inflasi sebesar 0,02% (mtm), atau lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Sementara untuk tahun kalender dari Januari-Juni 2020 diperkirakan hanya 0,93% (ytd) dan 1,79% dari Juni 2019 ke Juni 2020 (yoy). Angka tersebut jauh lebih rendah dari realisasi inflasi di Juni 2019 yang sebesar 0,55% (mtm) maupun 2,05% (ytd) dan 3,28% (yoy).
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, inflasi selama bulan ini disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas pangan.
“Utamanya inflasi dari daging ayam ras sebesar 0,13% (mtm), telur ayam ras sebesar 0,04% (mtm), serta bawang merah dan tomat masing-masing sebesar 0,01% (mtm),” ujar Perry Warjiyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat 19 Juni 2020.
Sementara itu, komoditas yang masih menyumbang deflasi, antara lain bawang putih 0,04% (mtm), cabai merah 0,03% (mtm), tarif angkutan udara 0,03% (mtm), cabai rawit, jeruk dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02% (mtm); serta minyak goreng dan gula pasir masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Perry menabahkan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
Selain itu langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan juga dirasa perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. (*)
Editor: Rezkiana Np