Jakarta–Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini (17/2) diprediksi berpeluang untuk menguat, setelah pada perdagangan sebelumnya, laju rupiah ditutup melemah tipis.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan, beberapa sentimen positif akan mendorong nilai tukar rupiah untuk kembali ke zona hijaunya, meski belakangan ini ruang penguatan rupiah terlihat terbatas.
Dia mengungkapkan, faktor-faktor yang mendorong sentimen positif pada rupiah yakni surplusnya neraca perdagangan Indonesia yang dibarengi juga oleh anjloknya dollar index, sehingga memberikan alasan bagi rupiah untuk lebih menguat.
“Setelah pidato Yellen yang hawkis kemarin, dollar index justru jatuh ke level terlemah di bulan ini,” ujar Rangga dalam risetnya, di Jakarta, Jumat, 17 Februari 2017.
Menurutnya, setelah pelaku pasar terfokus pada suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate yang tetap berada di level 4,75%, saat ini pelaku pasar tengah fokus pada laju inflasi di bulan Februari 2017 yang diperkirakan akan mengalami kenaikan.
“Selain itu, fokus saat ini juga tertuju pada persiapan PIlkada DKI Jakarta putaran kedua,” ucapnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Poin Penting Bank Permata salurkan Rp556 miliar untuk properti ramah lingkungan dan proyek Energi Baru… Read More
Poin Penting Undisbursed loan November 2025 mencapai Rp2.509,4 triliun atau 23,18% dari plafon kredit Pertumbuhan… Read More
Poin Penting Bakti BCA menyalurkan bantuan dan membangun fasilitas air bersih serta MCK di wilayah… Read More
Poin Penting IHSG ditutup menguat 0,42% ke level 8.645,84, dengan nilai transaksi Rp24,19 triliun dan… Read More
Mengusung visi menjadi mitra utama keuangan keluarga yang berkah dan amanah, BSN optimistis dapat menjadi… Read More
Poin Penting BTN memproyeksikan pertumbuhan kredit 2026 di kisaran 8-10 persen. Secara internal, BTN menyiapkan… Read More