Jakarta – Kinerja PT Super Bank Indonesia (Superbank) pada paruh pertama 2025 terbilang menawan. Usai melakukan turnaround pada kuartal I 2025, Superbank melanjutkan tren positif dengan mencatatkan laba bersih Rp20,06 miliar, atau melesat 110,65 persen ketimbang tahun lalu di periode yang sama.
Keberhasilan Superbank mencatat pertumbuhan ini datang dari berbagai faktor, seperti kinerja intermediasi yang apik. Penyaluran kredit tembus angka Rp8,35 triliun atau tumbuh 123,20 persen (yoy), jauh di atas industri yang sebesar 7,77 persen di Juni 2025, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Penyaluran kredit yang agresif ini diimbangi juga dengan rasio non-performing loan (NPL) gross atau kredit macet 2,70 persen, turun 161 basis poin (bps) dari semester-I 2024.
Baca juga: BRI Bukukan Laba Bersih Rp26,53 Triliun di Semester I 2025
Bank yang dipimpin Tigor M. Siahaan sebagai presiden direktur ini juga berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 747,62 persen (yoy) menjadi Rp8,43 triliun. Rasio current account saving account (CASA) atau dana murah, yaitu sebesar 21,24 persen dari total DPK.
Perolehan di pos pendapatan juga membaik dibanding tahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih Superbank tercatat Rp667,60 miliar, meningkat 237,88 persen (yoy).
Angka tersebut memiliki efek positif terhadap perolehan laba operasional, yang mencapai angka Rp31,26 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 116,23 persen (yoy), dari rugi operasional sebesar Rp192,59 miliar di semester I 2024.
Sejumlah perbaikan rasio keuangan juga berpengaruh terhadap turnaround dari bank milik PT Elang Media Visitama ini. Dimulai dari penurunan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional sebesar 7.147 bps dari 168,07 persen menjadi 96,60 persen.
Baca juga: BCA Cetak Laba Rp29 Triliun di Semester I 2025, Tumbuh 8 Persen
Rasio return on asset (ROA) dan return on equity (ROE), yang mencerminkan kemampuan bank dalam meraih profit, masing-masing menyentuh 0,46 persen dan 0,83 persen. Di tahun sebelumnya, ROA dan ROE masing-masing terkoreksi 6,06 persen dan 7,85 persen.
Rasio keuangan Superbank lainnya, seperti loan to deposit ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM), juga sehat, masing-masing mencapai angka 99,09 persen dan 10,24 persen.
Kesuksesan Superbank di paruh pertama 2025 ditutup dengan peningkatan aset sebesar 122,03 persen (yoy), dari Rp6,74 triliun menjadi Rp14,97 triliun. (*) Mohammad Adrianto Sukarso









