Jakarta – Kinerja keuangan Bank Nationalnobu (Nobu Bank) hingga September 2024 menunjukkan capaian positif. Laba bank yang dipimpin Suhaimin Djohan sebagai direktur utama ini tumbuh sangat mengesankan.
Mengutip laporan keuangan publikasi per September 2024 yang diterbitkan Senin, 4 November 2024, Nobu Bank mencetak laba bersih Rp226,26 miliar di September 2024 atau tumbuh 116,71 persen secara tahunan (yoy). Melonjaknya laba didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih serta efisiensi dalam pengelolaan beban operasional lainnya.
Pendapatan bunga bersih Nobu Bank naik 29,04 persen menjadi Rp710,68 miliar, dibandingkan dengan Rp550,74 miliar pada September 2023. Kenaikan ini berasal dari mengembangnya pendapatan bunga sebesar 39,15 persen atau menjadi Rp1,51 triliun. Tapi, beban bunga juga mengalami kenaikan 49,57 persen menjadi Rp799,77 miliar, seiring dengan peningkatan penghimpunan dana dari nasabah.
Baca juga: Beban Bunga Bengkak, Laba MNC Bank Turun 14,66 Persen jadi Rp49,47 M di September 2024
Meski beban bunga meningkat, efisiensi operasional Nobu Bank tetap terjaga. Hal ini terlihat dari rasio BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional) yang berhasil turun menjadi 83,63 persen dibandingkan dengan 89,27 persen pada September 2023. Penurunan BOPO menunjukkan langkah positif dalam efisiensi operasional. Semakin rendah rasio BOPO, semakin efisien bank dalam menjalankan bisnisnya.
Di sisi lain, pertumbuhan kredit Nobu Bank juga sangat mengesankan, melampaui pertumbuhan industri perbankan nasional. Bank ini mencatatkan kenaikan kredit 32,75 persen menjadi Rp18,08 triliun, jauh di atas pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,85 persen di September 2024. Hal ini menunjukkan peningkatan kepercayaan nasabah dan efektivitas strategi bisnis bank dalam memperluas portofolio kredit.
Dari sisi likuiditas, rasio LDR (loan to deposit ratio) Nobu Bank berada pada angka 80,68 persen, sedikit turun dari 83,85 persen pada September 2023. Rasio ini masih berada dalam rentang ideal 78-92 persen, menandakan bahwa bank ini memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembiayaan dan ekspansi bisnis di masa mendatang.
Lebih jauh, aset Nobu Bank juga mengalami pertumbuhan yang kuat, yakni 28,69 persen menjadi Rp31,94 triliun. Pertumbuhan aset yang signifikan ini didorong oleh peningkatan DPK (dana pihak ketiga) sebesar 37,97 persen menjadi Rp22,41 triliun. Kenaikan DPK terutama dipicu oleh deposito yang tumbuh 46 persen menjadi Rp15,23 triliun.
Baca juga: Fungsi Intermediasi Bank Mayapada Tetap Kuat di Triwulan III 2024
Dari segi permodalan, modal inti Nobu Bank tumbuh 6,76 persen menjadi Rp3,34 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) stabil di angka 26,10 persen, tetap jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan regulator.
Kinerja yang solid ini turut mengangkat rasio profitabilitas bank, di mana return on assets (ROA) meningkat dari 0,78 persen menjadi 1,30 persen dan return on equity (ROE) melonjak dari 4,91 persen menjadi 9,43 persen.
Kinerja Nobu Bank hingga triwulan III 2024, secara keseluruhan menunjukkan kemampuan untuk tumbuh dengan baik di tengah persaingan industri perbankan yang ketat. Peningkatan laba bersih, pertumbuhan kredit yang jauh di atas rata-rata industri, serta efisiensi operasional yang lebih baik menjadi indikator bahwa bank ini berada di jalur yang positif untuk mempertahankan kinerja yang kuat di masa mendatang. (*) Ari Nugroho