Jakarta – Umat Muslim di pelbagai penjuru dunia, merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 H, pada Kamis (29/6) dengan suka cita. Ada yang melaksanakan salat berjamaah di masjid-masjid, memotong hewan kurban hingga bersilaturhami dengan sanak keluarga.
Melansir VOA Indonesia, Kamis, 29 (29/6), warga ibu kota Sanaa, Yaman, misalnya merayakan Idul Adha melakukan ibadah haji ke Mekkah dengan madraha, yaitu suatu upacara tradisional dengan menggunakan ayunan sambil menyebut nama-nama mereka yang sedang berhaji, mendoakan agar ibadah mereka lancar dan kembali ke tanah air dengan selamat.
Biasanya, upacara madraha umumnya dilangsungkan di bagian utara Yaman. Jika upacara madraha dilakukan untuk jemaah laki-laki, maka ikat kepala atau kain dan pakaian miliknya diikatkan ke ayunan sebagai bagian dari perayaan.
Sementara itu, warga Muslim di Lagos, Nigeria, merayakan Idul Adha dengan sholat berjemaah di masjid-masjid, memotong hewan kurban, bersilaturahmi dan membagi-bagikan daging hewan kurban, baik sapi, kambing, atau unta.
Menyembelih hewan kurban merupakan salah satu bagian ibadah yang melambangkan pengorbanan dan sikap berserah diri pada ketentuan Allah SWT, mengikuti apa yang dilakukan Nabi Ibrahim AS.
Lain lagi di Rusia, stasiun televisi pemerintah setempat melaporkan dana publik Chechnya pada hari Rabu membagi-bagikan lebih dari 12.000 domba kepada anggota operasi militer khusus dan keluarga mereka untuk ikut menghormati Hari Raya Idul Adha.
Komandan Resimen Bermotor Khusus 141, Ibragim Ismailov, mengatakan kepada RU-RTR bahwa “dukungan Kepala Chechnya Ramzan Kadyrov kepada peserta operasi militer khusus dan keluarga mereka tetap konstan.”
Sementara di Kosovo, seorang imam masjid menghadiahkan seorang warga Katholik sebuah rumah baru yang sangat dibutuhkan keluarga miskin itu.
Prenk Nreca, usia 41 tahun, telah tinggal di rumah yang rusak bersama lima anaknya yang berusia antara 6-11 tahun di Pjetershan, sebuah desa dekat kota Gjakova, sekitar 80 kilometer ibu kota Pristina.
Istri Nreca telah meninggalkan mereka tahun lalu karena tidak tahan menghadapi kondisi ekonomi keluarganya yang sulit. Nreca menggantungkan hidupnya pada pekerjaan harian yang sporadis dan derma dari masyarakat sekitar.
Imam Abdurrahman Bejtullahu melihat laporan berita lokal tentang kondisi kehidupan keluarga Nreca yang memprihatinkan itu saat Natal 2022.
Ia memutuskan untuk menggalang dana guna membangun sebuah rumah baru bagi keluarga itu. Bejtullahu mengatakan ketika seseorang membutuhkan, agama tidak lagi jadi isu.
Nreca mengatakan selama musim dingin tahun lalu, Imam Bejtullahu membantu membayar sebuah apartemen di kota bagi keluarganya selama enam bulan. (*)