Jakarta – Sejak beroperasi di pertengahan 2016, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) belum mampu menunjukkan kinerja keuangan yang positif. Bank kebanggaan warga Banten ini terus mengalami kerugian hingga akhir 2022. Di tengah pesimisme dari banyak pihak, Bank Banten akhirnya mampu membalikkan keadaan dari posisi rugi menjadi untung.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Bank Banten telah menorehkan pencapaian laba bersih Rp5,42 miliar di Oktober 2023. Tren kenaikannya terus berlanjut hingga November 2023, yang mencatatkan laba bersih Rp9,5 miliar. Secara bulanan, dari Oktober ke November 2023, laba Bank Banten meroket sekitar 75 persen.
“Keberhasilan menghasilkan laba bersih Rp 9,5 miliar di November 2023 merupakan capaian penting Bank Banten sampai dengan kuartal IV-2023,” ujar Direktur Utama Bank Banten Muhammad Busthami dalam keterangan resminya, 20 Desember 2023.
Baca juga: Tren Positif Berlanjut, Bank Banten Bukukan Laba Rp9,50 Miliar Hingga November 2023
Raihan pendapatan laba pada Oktober dan November 2023 ini, bisa dibilang jadi titik balik Bank Banten yang patut diapresiasi. Mengingat, sebelumnya Bank Banten terus mengalami kerugian. Pada November 2022, mereka mengalami kerugian Rp136,5 miliar.
Bahkan, di posisi akhir Desember 2022, Bank Banten mengalami kerugian Rp239,3 miliar, setelah tahun sebelumnya juga mencatatkan kerugian Rp263,9 miliar. Kerugian terbesar tercatat di akhir 2020, yaitu Rp308,1 miliar.
“Tapi dengan pencapaian kinerja keuangan di November 2023 ini, telah menjawab keraguan sementara orang terhadap masa depan dan kelangsungan usaha Bank Banten,” jelas Busthami.
Laba bersih Bank Banten ditopang dari pendapatan bunga bersih di November 2023 yang tumbuh 22 persen secara tahunan menjadi Rp185,3 miliar. Selain itu, Bank Banten juga berhasil menekan biaya bunga 17,9 persen secara tahunan menjadi Rp224,5 miliar di November 2023.
“Dengan membaiknya pengelolaan pendapatan bunga dan biaya bunga, terjadi perbaikan rasio Net Interest Margin (NIM) dari posisi November 2022 sebesar 2,58 persen menjadi 4,05 persen di November 2023,” terang Busthami.
Tak hanya biaya bunga, Bank Banten juga mampu menekan biaya operasional. Ini tercermin dari perbaikan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang jauh menurun dari 124,9 persen (November 2022) menjadi 93,6 persen (November 2023).
Sementara dari sisi fungsi intermediasi, kata Busthami, Bank Banten mencatatkan peningkatan jumlah Kredit Yang Diberikan (KYD). Kredit yang tersalurkan pada November 2023 meningkat Rp35,6 miliar secara tahunan menjadi Rp3,694 triliun.
“Pertumbuhan bisnis Bank Banten termasuk peningkatan penyaluran kredit akan terus diprioritaskan, namun tetap memperhatikan aspek kehati-hatian,” ujarnya.
Adapun rasio Non Performing Loan (NPL) semakin membaik. Rasio Gross NPL pada November 2023 sebesar 9,36 persen atau turun 0,26 persen secara tahunan. Pun demikian dengan Rasio Net NPL mengalami perbaikan dari level 1,81 persen menjadi 1,34 persen di November 2023.
“Rasio Net NPL tersebut menujukkan bahwa Bank Banten terus senantiasa berupaya bekerja keras agar rasio Net NPL berada di bawah prudential banking 3 persen,” ujar Busthami.
Sementara, hingga November 2023 jumlah Modal Inti Bank Banten senilai Rp1,237 triliun. Secara rasio, Kebutuhan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) Bank Banten memiliki rasio sebesar 43,99 persen. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rasio minimum yang diwajibkan regulator, yakni dengan nilai rasio minimum KPMM terendah berkisar 11- 12 persen untuk bank dengan tingkat kesehatan peringkat 3 (Cukup Sehat).
Capaian kinerja positif tersebut tentu tak lepas dari strategi bisnis yang telah dijalankan Bank Banten. Dalam kurun satu tahun terakhir, Bank Banten telah menerapkan sejumlah strategi bisnis, di antaranya penguatan permodalan, perbaikan tata kelola, peningkatan bisnis dan pengembangan sumber daya manusia, serta infrastruktur teknologi informasi.
“Ini (stategi) merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) awal tahun lalu. Dalam waktu yang belum terlampau lama, kami telah berhasil melakukan perbaikan di bidang bisnis, operasional dan jasa layanan perbankan lainnya,” kata Busthami.
Baca juga: OJK Ungkap 11 BPD Sedang Proses Penuhi Modal Inti
Memasuki Babak Baru
Bank Banten kini memasuki episode baru dalam perjalanan sejarahnya. Di kuartal IV-2023, mereka makin optimis seiring dengan keberhasilan dalam memperbaiki kinerja bisnis. Oleh karenanya, Bank Banten akan terus mengakselerasi berbagai langkah-langkah strategis untuk mendorong performa bisnis.
Selain memperbaiki kinerja keuangan, bisnis dan operasional, Bank Banten juga bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Banten, melanjutkan upaya menjadikan Bank Banten sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sejajar dengan BPD lainnya di Indonesia.
“Harapannya Bank Banten dapat menjadi katalisator kebangkitan perekonomian di Provinsi Banten,” harap Busthami. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More