Strategi PertaLife Lanjutkan Pertumbuhan

Strategi PertaLife Lanjutkan Pertumbuhan

Jakarta – PertaLife Insurance mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif sepanjang 2021. Buktinya, cuannya semakin meningkat di tahun lalu. Merujuk laporan keuangan publikasi perseroan, perolehan laba (rugi) sebelum pajaknya melonjak 146,89% secara tahunan menjadi Rp49,75 miliar di tahun lalu.

“Kami juga sudah menyampaikan bahwa laba kami tertinggi sepanjang sejarah. Kita juga terus menumbuhkan premi, dan juga dengan adanya sinergi, biaya-biaya juga mengalami penurunan. Jadi, strategi kita lebih fokus dan tidak kemana-mana. Sehingga biaya operasional bisa kita turunkan. Premi bisa tumbuh tapi dengan biaya yang bisa kita tekan,” ujar Direktur Utama PertaLife, Hanindio W Hadi, ketika berkunjung ke Infobank, di Jakarta, Jumat, 2 September 2022.

Di sisi lain, lanjut Hanindio, pendapatan premi PertaLife juga meningkat 4,02% menjadi Rp488,99 miliar pada 2021. Total asetnya sebesar Rp2,10 triliun atau tumbuh 7,27%. Rasio solvabilitasnya yang tercermin dari risk based capital (RBC) berada di level 243% atau jauh di atas minimum yang telah ditentukan regulator yakni 120%.

“Pendapatan investasi juga naik. Memang investasi-investasi kita sekarang ini lebih prudent. Jadi, prosesnya itu kita sekarang diawasi oleh Pertamina-nya juga untuk investasi ini. Jadi investasinya kemana itu bisa sesuai dengan arahan dari perusahaan, dari Pertamina. Itu juga yang menumbuhkan keyakinan Pertamina, mungkin saat ini jangka panjang dan ke depannya bisa masuk lebih banyak,” kata Hanindio.

Untuk melanjutkan pertumbuhan kinerja, PertaLife berfokus pada tiga hal, yakni pertumbuhan premi, operational excellence, dan optimalisasi pendapatan investasi. Untuk mencapai hal tersebut, sejumlah hal akan dilakukan perseroan contohnya peningkatan risk profile dengan fokus pertumbuhan perusahaan yang ditopang oleh produk asuransi yang menguntungkan sesuai dengan aktuaria.

Kemudian, lanjut Hanindio, persiapan pelaksanaan program international financial reporting standards (IFRS) 17 dan artificial intelligence (AI) untuk penanganan klaim.

“Kemudian, kita sedang membangun dalam rangka digitalisasi layanan dan digitalisasi proses. Ada beberapa aplikasi yang sedang kita bangun dan mulai kita jalankan dalam rangka menuju proses transformasi digital. Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan nilai dari PertaLife ke depan supaya tidak ketinggalan dari perusahaan-perusahaan lain dalam mengembangkan digitalisasi layanan,” tegasnya. (*) Bagus Kasanjanu

Related Posts

News Update

Top News