Jakarta – Chief Operational Officer Amartha, Hadi Wenas menyatakan, bahwa saat ini Amartha memiliki lebih banyak pendana (lenders) dibandingkan peminjam (borrowers). Pada diskusi media yang digelar pada Rabu (23/10), di Jakarta, Hadi mengungkapkan strateginya untuk memikat para pendana.
Hadi menjelaskan bahwa Amartha memiliki bisnis yang sehat dan risiko yang minim. “Jika bisnis proper, maka profitnya jelas dan bisa dipertahankan NPLnya. Begitu NPL bisa dijaga, lender akan berdatangan. Intinya, lakukan bisnis dengan proper, sehat, and money will come for you,” tandas Hadi.
Selain itu, dirinya menyatakan bahwa Amartha memiliki unique value proposition karena menyasar pasar mikro. Menurutnya, Amartha memiliki grup organik yang berisi ibu-ibu rumah tangga sebelum mereka mengajukan pinjaman.
“Kami menyasar bottom of pyramid dan memiliki posisi yang unik. Sebelum mengajukan pinjaman, ibu-ibu ini membentuk kelompok berisi 15 hingga 25 orang. Jadi ketika salah satu orang macet, sisa anggotanya bisa mengcover. Sehingga resiko untuk macet semakin kecil. Saya rasa itu salah satu kelebihan Amartha dari pada player-player lain,” ucap Hadi.
Sebagai info, Amartha telah menyalurkan pendanaan hingga 1,47 Triliun sejak 2010 dengan NPL 0,83 persen. Perseroan menargetkan saluran pendanaan mencapai 1,5 Triliun hingga akhir 2019. (Evan Yulian Philaret)