Poin Penting
- Papua diproyeksikan sebagai kawasan strategis swasembada energi, memanfaatkan potensi besar energi lokal untuk mendukung kemandirian energi daerah dan nasional.
- Pemerintah mendorong energi terbarukan dan lokal, seperti tenaga surya, tenaga air skala kecil, serta bahan bakar nabati, guna mengurangi ketergantungan BBM, terutama di wilayah terpencil.
- Pengurangan impor BBM jadi target konkret, dengan rencana menghentikan impor solar mulai tahun depan dan bensin secara bertahap dalam empat tahun.
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto bakal menyiapkan Papua sebagai salah satu kawasan strategis pengembangan swasembada energi. Hal ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi nasional.
Prabowo mengatakan, Papua memiliki potensi sumber energi yang sangat besar dan harus dimanfaatkan untuk kepentingan daerah serta nasional.
“Saya kira Papua punya sumber energi yang sangat baik dan Menteri ESDM juga sudah merancang bahwa daerah-daerah Papua harus menikmati hasil daripada energi yang diproduksi di Papua,” ujar Presiden saat memberikan pengarahan kepada Kepala Daerah se-Papua serta Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua di Istana Negara, Jakarta, dikutip laman Presiden RI, Rabu, 17 Desember 2025.
Ia menjelaskan, pemerintah tengah mendorong pemanfaatan energi terbarukan, khususnya tenaga surya dan tenaga air, sebagai solusi bagi wilayah-wilayah terpencil.
Baca juga: Tinjau Korban Banjir Aceh, Presiden Prabowo Janji Percepat Pemulihan
Menurutnya, perkembangan teknologi telah membuat energi surya semakin terjangkau, sementara pembangkit listrik tenaga air skala kecil dapat dimanfaatkan di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
“Kalau ada tenaga surya dan tenaga air, tidak perlu kirim-kirim BBM mahal-mahal dari daerah-daerah lain,” bebernya.
Selain energi terbarukan, Prabowo juga mengarahkan pengembangan energi berbasis sumber daya lokal melalui bahan bakar nabati. Langkah tersebut merupakan bagian dari target jangka menengah pemerintah untuk mewujudkan swasembada energi dan pangan di seluruh daerah dalam lima tahun ke depan.
Mantan Menteri Pertahanan ini menegaskan bahwa kemandirian energi akan berdampak signifikan terhadap penguatan fiskal negara. Saat ini, impor BBM Indonesia mencapai sekitar Rp520 triliun per tahun.
Baca juga: Prabowo Dianugerahi Penghargaan Bintang Tertinggi Pakistan, Ini Alasannya
Ia menilai pengurangan impor tersebut dapat menghemat ratusan triliun rupiah setiap tahunnya, yang selanjutnya dapat dialihkan untuk pembangunan daerah.
“Bayangkan kalau kita bisa potong setengah, berarti ada 250 triliun. Apalagi kita bisa potong lima ratus triliun. Lima ratus triliun itu berarti tiap kabupaten bisa punya, kemungkinan bisa punya satu triliun tiap kabupaten,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah telah menetapkan target konkret, yakni mulai tahun depan Indonesia tidak lagi mengimpor solar dari luar negeri. Selanjutnya, dalam kurun waktu empat tahun ke depan, pemerintah menargetkan penghentian impor bensin secara bertahap.
Untuk memastikan kebijakan tersebut berjalan efektif, Presiden meminta para gubernur dan bupati, khususnya di Papua, untuk melakukan koordinasi yang erat dengan komite percepatan pembangunan, pemerintah pusat, Bappenas, serta kementerian terkait. Kepala daerah diminta menyusun prioritas utama sesuai kebutuhan dan tantangan di wilayah masing-masing.
“Tidak mungkin kita bisa selesaikan semua seketika, tapi kalau kita punya prioritas saudara-saudara, kita akan cocokkan dengan kemampuan yang bisa kita lakukan sekarang,” tegasnya. (*)
Editor: Galih Pratama










