Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan tertekan seiring masih mewabahnya virus corona diberbagai negara termasuk Indonesia.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada infobanknews menjelaskan, stimulus penurunan bunga dari The Fed tidak begitu berdampak signifikan terhadap rupiah. Meskipun pada awal perdagangan hari ini rupiah sempad dibuka menguat tipis.
“Pemangkasan suku bunga AS mendekati 0% dan stimulus moneter tambahan Bank Sentral AS belum memberikan dampak positif ke pasar keuangan terutama aset berisiko karena mungkin perhatian pasar masih tertuju kepada pandemi global virus corona,” kata Ariston di Jakarta, Senin 16 Maret 2020.
Sebelumnya, Bank Sentral AS The Fed telah menetapkan penurunan suku bunga acuan dari 1,25% menjadi 0,25%. Selain itu, The Fed juga telah meluncurkan program quantitative easing sebesar US$700 miliar guna meredam dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian AS.
Ariston memandang rupiah hari ini akan sedikit tertekan dengan kisaran Rp14.560 per dollar AS dengan potensi pelemahan.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini (16/3) Kurs Rupiah berada di level Rp14.738/US$ posisi tersebut menguat tipis bila dibandingkan pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (13/3) yang masih berada di level Rp14.778/US$.
Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (16/3) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.818/ US$ atau terlihat melemah dari posisi Rp14.815/US$ pada perdagangan Jumat kemarin (13/3). (*)
Editor: Rezkiana Np