Start Up Halal Indonesia Optimis Raih Pendanaan di Tengah Fenomena “Tech Winter”

Start Up Halal Indonesia Optimis Raih Pendanaan di Tengah Fenomena “Tech Winter”

Jakarta – Start up atau perusahaan rintisan halal tengah berkembang di tanah air. Kendati begitu, fenomena tech winter masih terus menghantui. Fenomena tech winter ini kerap digambarkan sebagai kondisi dimana perusahaan start up tidak mampu mendapatkan pendanaan dari investor sehingga harus gulung tikar.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya mengungkapkan, fenomena tech winter memang terjadi dan terasa bagi perusahaan start up di Indonesia.

Namun, menurutnya saat ini merupakan momentum yang tepat bagi calon-calon investor atau pendukung investasi halal, untuk dapat berinvestasi terhadap start up halal di Indonesia.

“Memang beberapa venture capital atau lembaga keuangan sedang menahan diri, karena ketidakpastian global ekonomi, tapi saya yakin investor ritel masih banyak yang melihat peluang untuk support start up halal. Peluang investasi itu juga bisa datang karena fear. Dalam beberapa tahun mendatang, industri halal pun kan semakin berkembang,” ujarnya, di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.

Baca juga : 30 Perusahaan Startup di Industri Kecantikan Ramaikan IndoBeauty Expo 2024

Di sisi lain, Imam Hartono, Kepala DEKS Bank Indonesia (BI) mengatakan potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar, yakni 40 persen dari ekonomi digital ASEAN.

Kemudian, di Indonesia terdapat lima area atau sektor potensial bagi pengembangan industri halal, diantaranya makanan dan minuman, wisata, kosmetik, fashion dan farmasi. Terkait hal tersebut, ia menyebut BI telah berperan dalam mendorong industri halal, terutama dalam penguatan infrastruktur pembayaran.

“Pertama, kami meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS. Ada sekitar 200 juta pengguna QRIS saat ini dan tidak hanya bisa digunakan secara domestik, tetapi bisa digunakan di lima negara Malaysia, Singapura, Thailand, Korea dan India. Ini termasuk yang ditransaksikan adalah barang halal. Kedua, ada BI Fast, itu untuk payment sistem antara bank, itu sangat cepat murah efisien simple, ini membantu transaksi lembaga keuangan. Ketiga, kami launching SNAP untuk menata atau membangun, meyakinkan governance, perlindungan konsumen dan nasabah,” kata Imam, di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.

Baca juga : Startup Patungan Sinarmas dan Alibaba (MyNuri) Bidik 1 Juta Pengguna di Kuartal I 2025

Sementara itu, HASAN Venture Capital & Accelerator (HASAN VC), melakukan kolaborasi dengan AFSI, BI dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyelenggarakan Halal Super Angels (HASAN) Demo Day Jakarta 2024 dengan tema “Innovate for Impact: Bridging Borders, Building Futures” untuk menyajikan solusi-solusi kreatif yang menjawab tantangan industri halal global, di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.

Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 200 investor potensial dari berbagai belahan dunia ini berhasil menjadi wadah akselerasi bagi 18 startup halal inovatif dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

“Halal Startup Demo Day 2024 merupakan langkah nyata kami dalam mendukung ekosistem startup halal di Indonesia. Kami berharap acara ini dapat menjadi katalisator pertumbuhan industri halal, menarik minat investor baik dari dalam maupun luar negeri, serta menginspirasi lahirnya lebih banyak lagi inovator di bidang halal,” ujar Umar Munshi, Managing Partner HASAN VC, di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024. (*) Ayu Utami

Editor : Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News