Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai stabilitas ekonomi RI masih terjaga dengan indikasi aliran modal asing yang masuk cukup deras dan angka inflasi yang stabil. BI mencatat pada minggu kedua November 2020 aliran modal asing masuk ke Indonesia (capital inflow) Rp7,18 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, sumber terbesar aliran modal asing yang masuk kali ini paling besar berasal dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Sementara instrumen saham juga mengalami aliran masuk meski lebih kecil.
“Berdasarkan data transaksi 9 hingga 12 November 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp7,18 triliun,” kata Perry melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat 13 November 2020.
Perry menerangkan, angka tersebut terdiri dari aliran modal asing masuk atau beli neto di pasar SBN sebesar Rp4,71 triliun sementara aliran modal masuk di pasar saham sebesar Rp2,47 triliun. Dengan begitu, berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto atau masuk sebesar Rp145,75 triliun.
Selain itu, Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II November 2020, perkembangan harga pada bulan November 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,21% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2020 secara tahun kalender sebesar 1,17% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,53% (yoy).
Penyumbang utama inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,08% (mtm), cabai merah sebesar 0,03% (mtm), telur ayam ras dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta cabai rawit, minyak goreng, tomat dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas tarif angkutan udara dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm). (*)
Editor: Rezkiana Np