Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta restu DPR RI untuk menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) tahun 2023 sebesar Rp100 triliun untuk digunakan di tahun ini.
Dia menjelaskan, pemerintah akan menggunakan SAL tersebut untuk penerbitan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp214,6 triliun dalam membiayai pembengkakan defisit APBN 2024.
“Kami juga mengajukan penggunaan SAL tahun sebelumnya sebesar Rp100 triliun untuk bisa mengurangi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Jadi meskipun defisitnya naik Rp80 triliun, penggunaan SAL Rp100 triliun, kita tidak menerbitkan SBN lebih banyak,” ujar Sri Mulyani dikutip 8 Juli 2024.
Baca juga: Sri Mulyani Lapor APBN Semester I 2024 Defisit Rp77,3 Triliun
Dengan penggunaan SAL, kata Sri Mulyani, meskipun defisit mengalami kenaikan sebesar Rp80,8 triliun, namun penerbitan surat utang akan turun Rp214 triliun.
“Ini yang diharapkan bisa menstabilkan keseluruhan, jadi ini gunanya pada saat masa-masa di mana harga komoditas tinggi, ekonomi lagi bagus kita bisa mendapatkan buffer fiskal yaitu bantalan fiskal yang di 2022-2023 dan kita gunakan sekarang,” ungkapnya.
Adapun pada semester I 2024, penerbitan SBN neto sebesar 30,9 persen dari target APBN 2024. Artinya, masih sesuai dengan target, meskipun secara nominal lebih tinggi dari tahun lalu menjadi Rp206,2 triliun yang sebelumnya Rp157,9 triliun.
“Tapi kita dalam hal ini juga terus meyesuaikan strategi dengan jatuh temponya utang. Dan juga dinamika dari pasar surat berhaga, baik domestik, maupun dari global. Kenaikan ini tidak memengaruhi terlalu signifikan terhadap yield dan juga beban utang kita, karena kita mampu meminimalkan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Sri Mulyani memproyeksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencapai Rp609,7 triliun atau 2,70 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca juga: Di Depan DPR, Sri Mulyani Pamer Kinerja APBN Era Jokowi
Defisit tersebut lebih tinggi dari target pemerintah dalam APBN 2024 sebesar 2,29 persen dari PDB atau setara Rp522,8 triliun atau naik Rp80,8 triliun.
“Kami memproyeksikan APBN 2024 akan ditutup defisit dari keseimbangan primer mencapai Rp110,8 triliun dan defisit total mencapai Rp609,7 triliun. Ini artinya terjadi kenaikan defisit 2,29 persen ke 2,7 persen dari PDB,” kata Sri Mulyani. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More