Sri Mulyani Bocorkan Sektor yang “Kecipratan” Untung dari Tarif Trump 19 Persen

Sri Mulyani Bocorkan Sektor yang “Kecipratan” Untung dari Tarif Trump 19 Persen

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan keberhasilan negosiasi penurunan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia menjadi 19 persen diperkirakan berdampak positif bagi kinerja sejumlah sektor di Tanah Air, seperti padat karya.

“Keberhasilan dari negosiasi penurunan tarif resiprokal AS untuk Indonesia menjadi 19 persen diperkirakan dapat mendorong kinerja sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.

Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan, implementasi tarif impor 0 persen atas produk asal AS yang menjadi kompensasi negosiasi dagang, diprakirakan akan mendorong harga produk migas dan pangan domestik lebih rendah.

Baca juga: KSSK: Stabilitas Keuangan Kuartal II 2025 Terjaga di Tengah Gonjang-ganjing Tarif Trump

“Perkembangan risiko rambatan juga perlu terus dicermati, termasuk kinerja sektor manufaktur yang masih menunjukkan kontraksi di sepanjang triwulan II 2025. Per Juni 2025, PMI Manufaktur sebesar 46,9,” ujar Sri Mulyani.

Ke depan, kata Sri Mulyani, peran swasta sebagai motor pertumbuhan juga akan terus didorong melalui percepatan deregulasi, termasuk peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dipastikan berjalan optimal.

Baca juga: BI Masih Hitung Dampak Tarif Trump 19 Persen ke Ekonomi Domestik

“Dengan berbagai perkembangan dan koordinasi strategi kebijakan untuk menciptakan multiplier effect lebih besar, ekonomi Indonesia tahun 2025 diproyeksikan akan tumbuh sekitar 5,0 persen,” tambahnya.

Menurut Sri Mulyani, konsumsi dan daya beli yang masih positif serta aktivitas dunia usaha yang resilien turut didukung oleh peran APBN dalam menjalankan fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi. 

“Pemerintah telah memberikan stimulus ekonomi dorongan implementasi program strategis, dukungan bagi sektor prioritas, serta bantalan untuk sektor yang rentan terus diberikan pemerintah,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62