Jakarta – Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia sebentar lagi akan digelar tepatnya pada 14 Februari 2024. Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro pun menilai, wacana menduetkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan merupakan hal yang sangat menarik.
Sebab, kata dia, Ganjar Pranowo sebagai bagian dari partai politik berkuasa saat ini yakni PDI Perjuangan (PDIP) dianggap sebagai bakal capres penerus program pemerintahan Presiden Jokowi. Sedangkan, Anies sebagai bakal capres diusung partai yang mayoritas di luar pemerintahan memiliki positioning politik dengan jargon politik perubahan.
“Gagasan untuk menduetkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan diungkapkan oleh elite politik PDIP menarik. Selama ini kedua tokoh tersebut dipersepsikan berada dalam posisi politik saling berseberangan,” ujar Bawono kepada wartawan dikutip 28 Agustus 2023.
Baca juga: Soal Capres 2024, Jokowi: Saya Bukan Pak ‘Lurah’
Bawono menyebut, menduetkan kedua tokoh tersebut sebagai pasangan calon di Pilpres 2024, bisa saja akan mencairkan kebekuan komunikasi politik selama ini diantara kubu Ganjar dan kubu Anies. Sebab, selama ini keduanya berada dalam posisi politik yang saling berseberangan.
Selain itu, lanjutnya, pengalaman Ganjar dan Anies sebagai Gubernur menjadi nilai tambah yang kuat karena keduanya telah menguasai birokrasi serta saling melengkapi dari sisi basis pemilih. “Ganjar dan Anies juga memiliki pengalaman memimpin daerah di Jateng dan DKI sehingga apabila berduet bisa saling melengkapi satu sama lain,” terangnya.
Sementara, Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno pun menilai, duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat bagus dan berpeluang terjadi di Pilpres 2024. Apalagi, tambahnya, bahwa Ganjar-Anies merupakan tokoh yang saling melengkapi dari segi basis pemilih.
“Plus duet Ganjar-Anies ini barang bagus. Keduanya saling melengkapi dari segi basis atau ideologi pemilih. Ganjar misalnya sangat kuat di Jatim, Jateng, dan wilayah lain seperti Bali. Anies kuat di Jabar, Jakarta, Banten, dan lainnya. Jumlah provinsi basis Ganjar dan Anies ini pemilihnya mayoritas,” kata Adi belum lama ini.
Sementara itu, Adi juga menilai bahwa duet Ganjar-Anies juga saling melengkapi dari sisi ideologis yaitu nasionalis-relijius. Di mana, pemilih Ganjar berasal dari kalangan nasionalis, sedangkan Anies dari kalangan muslim, terutama muslim kota.
Adi juga menilai, duet Ganjar-Anies sangat potensial apalagi ada tambahan dari NasDem yang menjadi promotor utama Anies maju pilpres. “Kemungkinan besar PKS juga merapat karena pemilih PKS mayoritas penggemar Anies,” tandasnya.
Baca juga: Ini Dia Kriteria Capres 2024 Idaman Investor
Melengkapi pandangan Bawono dan Adi, pengamat politik Iqbal Themi dari SCL Taktika Konsultan turut menilai wacana duet Ganjar-Anies menjadi solusi efektif konsolidasi nasional dan mengakhiri keterbelahan politik di akar rumput untuk membicarakan kepentingan politik kebangsaan yang lebih besar.
“Dari perspektif persatuan nasional, duet ini bisa mengakhiri keterbelahan politik yang saling berdiametral antara kelompok nasionalis dan relijius sejak Pilkada 2017, Pilpres 2019, hingga saat ini riak-riaknya masih terasa di akar rumput,” kata Iqbal beberapa waktu lalu. (*)