Jakarta – Bank Saqu bekerja sama dengan Ideafriends kembali menghadirkan program Solopreneur Academy 2025. Program ini ditujukan untuk mendukung pelaku usaha mandiri, khususnya dari sektor industri kreatif yang kini menjadi tulang punggung ekonomi berbasis ide.
Solopreneur Academy 2025 menjadi kelanjutan dari komitmen Bank Saqu dalam mendampingi pelaku usaha mikro di Indonesia. Tahun ini, program diperluas ke tiga kota, yakni Jakarta, Surabaya, dan Bandung, guna menjangkau lebih banyak kreator dan pelaku usaha lokal.
Berbeda dari tahun sebelumnya, kolaborasi dengan Ideafriends membawa pendekatan yang lebih praktis. Kurikulum disusun untuk menjawab tantangan nyata di lapangan, dengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini.
“Setelah keberhasilan Solopreneur Academy 2024, kami terus mendampingi para alumni dan memantau perkembangan mereka. Tahun ini, kami memperkuat komitmen itu melalui kolaborasi strategis dengan Ideafriends,” ujar Angela Lew Dermawan, Chief Digital Business Officer PT Bank Jasa Jakarta, dikutip pada Selasa, 29 April 2025.
Baca juga: Fungsi Intermediasi Krom Bank Sangat Kuat di 2024, DPK Tumbuh 808 Persen dan Kredit Naik 131 Persen
Angela menyebutkan, program ini dirancang agar para solopreneur tidak hanya tangguh dari sisi bisnis, tetapi juga dari sisi mental, keuangan, dan relasi. Pihaknya ingin para peserta belajar, berjejaring, dan melangkah lebih berani menuju masa depan.
“Di tengah industri kreatif yang terus bergerak cepat, kami percaya Solopreneur Academy 2025 menjadi ruang bagi solopreneur untuk belajar, berjejaring, memperkuat daya tahan, dan melangkah lebih berani menuju masa depan,” imbuhnya.
Didukung Pemerintah, Sejalan dengan Arah Pembangunan Nasional
Program ini disambut baik oleh pemerintah karena dinilai sejalan dengan arah pembangunan nasional. Berdasarkan data Kementerian Ekonomi Kreatif, sektor ekonomi kreatif telah menyumbang hingga 8,14 persen dari total tenaga kerja nasional dalam empat tahun terakhir.
Melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), kementerian menargetkan kontribusi sektor ekraf mencapai 8,37 persen dari PDB nasional dalam lima tahun ke depan.
Baca juga: Gandeng Indosat, Bank Saqu Perkuat Inklusi Keuangan Digital di Indonesia
Menurut Deputi Menteri Pemberdayaan Masyarakat Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Leontinus Alpha Edison, program ini sejalan dengan semangat pemberdayaan masyarakat. Ia juga menilai program ini punya potensi besar membuka lapangan kerja baru.
“Syukur-syukur bisa ikut membuka lapangan kerja baru. Semangatnya sejalan dengan program pemerintah, khususnya inisiatif Perintis Berdaya, yang salah satu pilarnya adalah Berdaya Bersama, melalui konsolidasi capacity building termasuk pendampingan dan pelatihan,” paparnya.
Kembangkan Soft Skill, Bangun Jaringan dan Siap Hadapi Era Digital
Program ini menyasar pelaku kreatif seperti perajin seni, kontent kreator, dan pekerja lepas (freelancer)—segmen yang dianggap sebagai motor penggerak ekonomi berbasis ide. Para peserta akan dibekali keterampilan finansial, manajemen waktu, serta soft skill relevan.
Tak hanya workshop, peserta terpilih akan mengikuti sesi mentoring bersama praktisi industri seperti Aulion, Fakhrudin Ar Razi, dan Kemal Mochtar. Materi yang diberikan mencakup investasi, kolaborasi bisnis, hingga strategi bertahan di era digital. (*) Mohammad Adrianto Sukarso