oleh Agung Galih Satwiko
PASAR saham global kemarin umumnya menguat dipicu oleh keputusan the Fed yang menahan Fed Fund rate dan memangkas proyeksi kenaikan Fed Fund rate tahun ini dari empat kali menjadi dua kali. Indeks Nikkei melemah 0,22%, indeks Hang Seng menguat 1,21%, dan Shanghai Composite menguat 1,20%. Di Eropa, FTSE 100 Inggris naik 0,42% namun DAX Jerman turun 0,91%. Di AS, DJIA naik 0,90% dan S&P 500 index naik 0,66%. Pagi ini pasar Asia dibuka melemah, indeks Nikkei turun 1,25% (08.35 WIB).
Bank Indonesia kemarin menurunkan kembali BI rate untuk ketiga kalinya tahun ini, sebesar 25 bps menjadi 6,75 bps. Tingkat bunga deposit facility dan lending facility juga turun 25 bps, sehingga masing-masing menjadi 4,75% dan 7,25%. BI melihat bahwa ruang pelonggaran kebijakan moneter masih terbuka seiring meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik tahun 2016 yang masih cukup robust di kisaran 5,2% – 5,6%, neraca perdagangan yang surplus, berlanjutnya aliran masuk modal asing, inflasi yang semakin terkendali, dan terjaganya stabilitas makroekonomi.
Namun demikian dalam pernyataannya BI menyampaikan bahwa dalam menentukan pelonggaran moneter selanjutnya Dewan Gubernur akan lebih berhati-hati dan akan mempertimbangkan asesmen dan prakiraan menyeluruh atas kondisi makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan domestik serta perkembangan ekonomi global. Pernyataan ini sedikit banyak memberi sinyal bahwa penurunan BI rate ke depan akan tertahan atau terdapat jeda untuk melihat dampak dan penurunan BI rate terhadap ekonomi dan ekspektasi inflasi.
S&P kemarin menyatakan bahwa negara kepulauan cenderung memiliki rating yang lebih tinggi, lebih kaya, dan memiliki ekonomi yang lebih terbuka, dibandingkan negara daratan. Terdapat 31 negara kepulauan dari 131 negara yang di-rating oleh S&P di mana median rating-nya adalah BBB+, mengungguli median rating untuk negara daratan yaitu BB+. Menurut S&P negara kepulauan cenderung memiliki ekonomi yang lebih terbuka, lebih cepat beradaptasi terhadap globalisasi, dan lebih mudah untuk menjalin kerja sama free trade areas, dibandingkan negara daratan. Selain itu ekonomi negara kepulauan juga lebih bervariasi dibandingkan negara daratan (misalnya ekonomi dengan mengandalkan sektor pariwisata). Sedikit fakta statistik, populasi negara kepulauan berkisar antara 4.900 di Monsterrat sampai 250 juta di Indonesia, empat negara kepulauan yaitu Australia, Hongkong, Singapura dan UK memiliki rating AAA, GDP per kapita berkisar antara USD2.400 di Papua hingga lebih dari USD93.000 di Bermuda.
Kemenangan Google’s AlphaGo (robot) sebanyak 4 kali dari 5 kali game Go yang diselenggarakan melawan juara dunia dari Korea, Lee Sedol, menunjukkan bahwa bahkan dengan permainan yang sangat kompleks (game Go) yang disebut memiliki kemungkinan yang lebih banyak dibandingkan jumlah atom di dunia, teknologi fast and adaptive learning Artificial Intelligence (AI) saat ini sudah mencapai tahap yang mencengangkan. AlphaGo hanyalah pucak gunung es, masih banyak robot AI yang mengusung teknologi fast and adaptive learning yang memungkinkan robot AI belajar dari pengalaman yang diperoleh dan menjadi semakin pintar dalam melakukan tugasnya.
Robot AI berpotensi menggantikan banyak pekerjaan yang tidak hanya repetitif namun pekerjaan yang membutuhkan kemampuan analisis. Pekerjaan yang akan segera tergantikan adalah pekerjaan sebagai teller bank, tergantikan oleh ATM. ATM di masa mendatang akan mampu memproses semua pekerjaan yang dilakukan teller bank. Kemudian jurnalis juga diperkirakan akan tergantikan oleh mesin, karena saat ini sudah tersedia robo-journalist yang akan mencari berita dari internet dan secara otomatis menulis cerita atau artikel. Implikasi dari hal ini tentu menuntut peningkatan kualitas pekerja manusia, atau melakukan diversifikasi keterampilan ke bidang-bidang yang terkait IT dan pemeliharaan sistem robotic.
Berita lain dari Jepang, ekspor Jepang ke AS bulan Februari naik 0,2% (relatif flat) karena menguatnya Yen terhadap USD. Secara umum gambaran ekspor Jepang ke depan masih belum akan pulih. Sementara itu tingkat pengangguran di Australia turun dari 6% menjadi 5,8% di bulan Februari. Dengan perkembangan ini, RBA diperkirakan akan mempertahankan tingkat bunga acuannya.
Sementara dari Eropa Bank of England mempertahankan tingkat bunga acuan sebesar 0,5%. Tingkat bunga tersebut telah bertahan selama tujuh tahun. Keputusan tersebut diambil dengan latar belakang inflasi yang masih rendah, pertumbuhan eknomi global yang melambat dan kekhawatiran akan keluarnya UK dari EU dalam voting tanggal 23 Juni mendatang.
Dari AS, data jobless claim untuk minggu kedua bulan Maret meningkat sebanyak 7.000 menjadi 265.000, namun demikian laju pemecatan pegawai masih sangat rendah. Secara umum pasar tenaga kerja AS tidak memiliki masalah dalam penyerapan tenaga kerja, meskipun demikian tenaga kerja yang terserap umumnya bekerja di sektor dengan penghasilan rendah seperti restoran.
Harga minyak dunia ditutup naik di atas USD40 per barrel pasca-keputusan the Fed. Pada perdagangan kemarin, WTI crude Nymex untuk pengiriman April naik USD1,74 (4,5%) ke level USD40,20 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Mei naik USD1,21 (3%) ke level USD41,54 per barrel. Penguatan harga minyak terbantu oleh pelemahan USD.
Yield UST masih melanjutkan penurunan. Yield UST 10 year turun 4 bps ke level 1,90%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 year telah turun 37 bps (akhir tahun lalu 2,27%).
Pasar SUN kemarin ditutup menguat, yield SUN tenor 10 tahun turun 15 bps ke level 7,64%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 110 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG ditutup naik 24 poin (0,50%) ke level 4.885. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp374 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp3,8 triliun. Year to date IHSG membukukan peningkatan indeks sebesar 6,3% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Sementara itu, nilai tukar Rupiah menguat Rp192 ke level Rp13.075 per Dolar AS. NDF Rupiah 1M menguat Rp91 ke level Rp13.044 per USD. Persepsi risiko turun, dengan turunnya CDS spread 5Y sebesar 8 bps ke level 190. CDS spread telah turun 40 bps dari akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 230 bps. (*)
Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK