Jakarta – Di tengah berbagai tantangan, Amar Bank tetap mampu mencatatkan kinerja positif. Hingga kuartal III tahun 2024, Amar Bank mencatatkan laba Rp152,26 miliar, meningkat 20,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp126,49 miliar.
Perolehan laba tersebut ditopang oleh penyaluran pinjaman melalui Tunaiku yang mencapai lebih dari Rp13,4 triliun. Lebih dari 50 persen penyaluran kreditnya ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Atas kinerja Amar Bank, dalam laporan riset terbaru dari Shinhan Sekuritas yang memberikan rekomendasi “BUY” dengan potensi kenaikan hingga 46,9 persen dari harga penutupan saham pada saat laporan riset tersebut dirilis pada akhir tahun 2024.
Vishal Tulsian, Presiden Direktur Amar Bank, menyatakan, pencapaian ini menegaskan komitmen perseroan dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Bank Amar juga mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan pada kuartal III ketiga 2024, dengan pinjaman bruto mencapai Rp2,8 triliun per September 2024, meningkat 14,9 persen year on year (yoy).
Baca juga: Superbank Tegaskan IPO Bukan Agenda Utama Tahun Ini
“Pendapatan operasional bank tumbuh 26,65 persen yoy menjadi Rp1,18 triliun, didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 30,39 persen dan pendapatan non-bunga sebesar 18,31 persen,” jelas Vishal dikutip 11 Februari 2025.
Sementara itu, David Wirawan, SVP Finance Amar Bank, menambahkan, posisi modal Amar Bank yang solid dengan CAR di atas 100 persen memungkinkan Amar Bank untuk terus berinovasi dalam layanan digital sambil menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit.
“Dari segi segmentasi, Amar Bank memfokuskan ekspansi kredit pada sektor-sektor produktif, terutama pembiayaan UMKM yang memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan,” jelasnya.
Selanjutnya, Helmi Therik, FRM, Head of Research Shinhan Sekuritas Indonesia, dalam laporannya mengatakan Amar Bank beroperasi di industri yang terus berkembang, menjadikannya faktor utama yang mendukung pertumbuhan masa depan perusahaan.
Melalui layanan keuangan digital, Bank Amar berhasil menembus segmen underserved, yang menjadi proposisi nilai unik dan membedakannya dari bank konvensional.
Sebagian besar kredit yang disalurkan (86 persen) digunakan untuk kegiatan produktif seperti modal kerja, sementara 14 persen lainnya dimanfaatkan untuk konsumsi.
Baca juga: Amar Bank Hadirkan Embedded Banking, Apa Saja Layanannya?
“Dengan fokus pada produk pinjaman tanpa agunan, Bank Amar memiliki potensi besar untuk mempercepat pertumbuhan melalui proses yang sederhana dan efisien di platform digital,” ungkapnya.
Didukung oleh teknologi kecerdasan buatan (AI), Bank Amar mampu mengelola risiko secara cerdas, memungkinkan penyaluran kredit dilakukan dengan pendekatan selektif sambil tetap menjaga toleransi risiko yang dapat diterima.
“Keunggulan ini tidak hanya memperkuat posisinya di pasar yang kurang terlayani tetapi juga menjadikannya berbeda dari para pesaing,” tutupnya. (*)
Editor: Galih Pratama