Jakarta – Sejumlah emiten bank besar telah membocorkan proyeksi dividen tebal untuk tahun buku 2024. Ini terungkap dalam Public Expose Live yang digelar pada pekan lalu. Sejumlah bank jumbo, seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA dan PT Bank Mandiri Tbk menyatakan komitmennya untuk membagikan dividen dengan dividend payout ratio sebesar 50 persen, bahkan di atasnya.
BNI
Pertama, ada BNI yang menyatakan akan konsisten dalam memberikan dividend payout ratio sebesar 50 persen untuk tahun buku 2024.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraeni mengatakan dalam memberikan dividend payout ratio, BNI mempertimbangkan kecukupan permodalan Perseroan.
“Dalam kami mempertimbangkan besaran dividen, kami evaluasi pertama adalah kecukupan permodalan BNI,” kata Novita dalam Pubex Live, Jumat, 30 Agustus 2024.
Seperti diketahui, hingga Juni 2024 tercatat Capital Adequacy Ratio (CAR) BNI berada pada level yang kuat sebesar 20,7 persen. Kemudian, tier 1 BNI mencapai 19 persen, jauh di atas ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Melihat permodalaan BNI yang kuat, pihaknya akan konsisten untuk memberikan dividend payout ratio sebesar 50 persen.
“Jadi kalau kita bisa konsisten melakukan planning dalam memberikan dividen payout ratio sebesar 50 persen, sama dengan tingkat dividen rasio di tahun sebelumnya 2023,” ungkapnya.
Baca juga: Tumbuh 20,28 Persen, BSI Raup Laba Rp3,39 Triliun di Triwulan II 2024
Secara histori, BNI sejak 2022 konsisten untuk meningkatkan dividend payout ratio setiap tahunnya. Di tahun 2022 BNI memberikan dividen sebesar 25 persen untuk tahun buku 2021 dan di tahun 2023 BNI menaikan rasionya menjadi 30 persen.
Kemudian, untuk tahun buku 2022 dan tahun 2024 BNI memberikan sebesar 50 persen atau Rp10,45 triliun dari laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp20,9 triliun.
Nilai tersebut naik 42,76 persen dari total dividen tahun buku 2022 yang sebesar Rp7,32 triliun. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham ditetapkan Rp280,49.
Bank Mandiri
Bank pelat merah lainnya, yakni Bank Mandiri juga berkomitmen mempertahankan dividen payout ratio sebesar 60 persen dari total laba bersih untuk tahun buku 2024.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan, selama lima tahun terakhir, kata Sigit, Bank Mandiri secara konsisten membagikan dividen sebesar 60 persen dari laba.
“Tentunya ke depan kami ingin mempertahankan level tersebut (60 persen),” kata Sigit dalam Public Expose Live 2024 secara daring, Selasa, 27 Agustus 2024.
Meski demikian, Sigit menegaskan, dividend payout ratio akan terus memerhatikan tingkat permodalan yang optimal agar Bank Mandiri bisa mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan.
“Ini sejalan dengan arahan kebijakan dari Kementerian BUMN yang ingin memastikan Bank Mandiri atau bank-bank BUMN dapat mendukung pertumbuhan kredit yang sehat dan agresif, namun tetap dalam koridor kecukupan modal yang baik,” tegasnya.
Sigit menjelaskan, pada 2024 Bank Mandiri telah membagikan dividen sebesar Rp33 triliun kepada seluruh pemegang saham untuk tahun 2023 dengan yield sebesar 6,5 persen.
“Ke depan, tentu kami akan mempertahankan konsistensi kinerja Mandiri Group untuk dapat terus meningkatkan value kepada seluruh stakeholder, khususnya kepada pemegang saham supaya kita bisa memberikan dividen yang baik dan juga tentu kenaikan harga saham yang baik,” tutur Sigit.
Sebelumnya, Bank Mandiri telah menyetujui untuk melakukan pembagian dividen Rp33 triliun. Angka itu setara dengan 60 persen dari total laba bersih tahun buku 2023 yang sebesar Rp55,1 triliun. Nilai dividen Bank Mandiri (BMRI) setara dengan Rp354/saham.
Sementara jika berkaca pada tahun buku 2022, Bank Mandiri juga menetapkan pembagian dividen tunai Rp24,7 triliun atau 60 persen dari total laba bersih 2022.
BCA
Kemudian, ada BCA. Bank yang dipimpin Jahja Setiaatmadja sebagai Presiden Direktur ini juga akan terus berkomitmen untuk memberikan dividen yang meningkat setiap tahunnya.
Hal ini tentunya dipertimbangkan dengan menjaga permodalan yang kuat. Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto mengatakan BCA akan senantiasa menjaga posisi permodalan yang sehat untuk menunjang bisnis ke depannya.
“Jadi komitmen dari BCA kita akan terus menunjukkan performa yang baik ke depan dan dengan sendirinya akan ter-translate pada pembagian dividen yang lebih besar dari waktu ke waktu,” kata Raymon dalam Public Expose Live 2024, Rabu, 28 Agustus 2024.
Menurutnya, dilihat dari tren dalam lima tahun belakangan, BCA terus memberikan dividen yang meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kinerja bisnis yang baik.
“Dividen kami diharapkan dapat terus meningkat. Dividen ini tentunya akan kita desain setelah memperoleh persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun depan,” ungkapnya.
Baca juga: Dua Faktor Ini Menjadi Kunci Bank Jago Raih Laba Rp50 Miliar di Semester I 2024
Sementara itu, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menjelaskan terdapat beberapa indikator yang terus digunakan oleh investor, salah satunya yakni dividend per share (DPS). Sehingga, BCA akan terus mengupayakan agar DPS itu meningkat.
“Yield bisa meningkat karena yield itu kan dibagi dengan rata-rata harga saham, kalau harga saham banyak koreksi yield bisa meningkat. Tapi salah satu tolok ukur yang penting juga untuk kita lihat adalah dividen per share,” jelas Vera.
Sebagai informasi, BCA sepakat untuk membagikan dividen tunai tahun buku 2023 sebesar Rp33,28 triliun atau Rp270 per lembar saham. Ini meningkat 31,7 persen dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2022.
Adapun, BCA telah membayar dividen interim sebesar Rp42,5 per saham atau setara Rp5,23 triliun yang dibayarkan perseroan kepada para pemegang saham pada 20 Desember 2023, sehingga sisa dividen yang akan dibayarkan sebesar Rp227,50 per saham. (*)