Simak! Ini Deretan Upaya SMF Kurangi Beban Fiskal Pemerintah

Simak! Ini Deretan Upaya SMF Kurangi Beban Fiskal Pemerintah

Lampung – PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) terus memperkuat perannya sebagai fiscal tools pemerintah. Penyedia likuiditas bagi lembaga penyalur pembiayaan perumahan ini telah melakukan sejumlah inisiatif untuk membantu pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Secara akumulasi, hingga semester I 2024, SMF sudah menyalurkan pembiayaan dan sekuriti saksi sebesar Rp113,59 triliun. Jumlah itu setara 8,37 kali dari total modal disetor perseroan sebesar Rp14,33 triliun.

Sebagai fiscal tools, SMF berkontribusi terhadap penurunan beban fiskal pemerintah, di mana sejak 2018 hingga Juni 2024 perseroan sudah menyalurkan porsi 25 persen KPR FLPP sebesar Rp224,07 triliun. Angka itu setara 645.430 unit rumah.

Menurut Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, angka itu menunjukkan bahwa SMF sudah menyalurkan dana dengan multiplier 2.58 kali dari PMN yang diterima khusus untuk FLPP, yakni sebesar Rp9,33 triliun.

“Ini merupakan upaya perseroan dalam berkontribusi terhadap pengurangan beban fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta mendorong akses masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah layak huni yang terjangkau,” ujar Ananta dalam Media Gathering SMF di Lampung, Minggu, 29 September 2024, malam.

Baca juga: Di Tengah Tantangan Pasar Perumahan, SMF Bidik Laba Bersih Rp472 Miliar di Akhir 2024

Ia menambahkan, SMF mengoptimalkan ketersediaan dana dari penerbitan obligasi untuk mendukung target penyaluran pembiayaan perumahan, memastikan pendanaan yang lebih efisien dengan bunga kompetitif, dan memperkuat sektor perumahan di Indonesia.

Hingga semester I 2024, SMF telah menerbitkan obligasi sebanyak enam kali. Total nilai mencapai Rp7,68 triliun, termasuk social bonds sebesar Rp3,5 triliun untuk pendanaan KPR FLPP.

Secara akumulasi, sejak awal penerbitan surat utang pada 2009 sampai Juni 2024 , SMF sudah melakukan 63 kali penerbitan dengan jumlah Rp64,95 triliun.

Rinciannya, 50 kali penerbitan obligasi/sukuk (penawaran umum) sebesar Rp60,16 triliun, 12 kali Medium Term Notes (Penawaran terbatas) sebesar Rp4,67 triliun (termasuk di dalamnya penerbitan Sukuk Mudharabah SMF I melalui penawaran terbatas), dan satu kali penerbitan Surat Berharga Komersial sebesar Rp120 miliar.

Sementara, lewat program tanggung jawab sosial, SMF turut mendukung pengentasan backlog kelayakan hunian di Indonesia, melalui program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh senilai Rp36,4 miliar untuk 521 rumah di 24 wilayah di Indonesia yang tersebar di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

SMF juga ditunjuk sebagai Sekretariat Ekosistem Perumahan dan aktif melakukan kajian serta memberikan masukan kebijakan untuk meningkatkan pembiayaan perumahan, salah satunya melalui penyusunan policy paper yang merupakan hasil kolaborasi SMF Research Institute bersama Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan Kemenko Perekonomian.

Baca juga: Kemenkeu Beberkan Potensi Pendapatan Ekspor Pasir Laut, Nilainya Fantastis!

Policy Paper berisikan rekomendasi beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sektor perumahan, di antaranya seperti program perumahan yang tersegmentasi, pembiayaan bagi pekerja informal, Asset Recycling, serta peningkatan peran Pemerintah Daerah.

SMF juga turut mendukung Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) untuk penyediaan pembiayaan perumahan hijau dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan menyalurkan Dana Hibah dari Build Change sebesar 50.000 USD untuk pilot project IGAHP bersama BPR Nusamba Cepiring di Kendal, Jawa Tengah dan BPRS Patriot Bekasi, Jawa Barat. (*) Ari Astriawan

Related Posts

News Update

Top News