Jakarta – Meski saham-saham di sektor non bank seperti asuransi dinilai tidak terlalu likuid, tetapi ada beberapa saham asuransi dengan market cap jumbo yang memiliki valuasi terdiskon dan layak dikoleksi.
Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Pradana mengatakan, ada beberapa saham asuransi yang masih likuid ditransaksikan serta mempunyai valuasi terdiskon.
“Saat ini, terdapat saham sektor non bank berkaitan dengan asuransi yang cukup likuid dan memiliki market cap tidak terlalu kecil serta PBV rendah misalnya PNLF dan TUGU,” katanya, dikutip Rabu (18/10).
Baca juga: Komisaris dan Direksi Petrindo Jaya (CUAN) Tambah Kepemilikan Saham, Segini Nilainya
Kedua emiten tersebut memiliki nilai rasio price to book value (PBV) di bawah 1x. Sebagaimana diketahui, price to book value (PBV) adalah rasio yang dipakai untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan.
Rasio PBV yang lebih kecil dari 1 mengindikasikan bahwa saham perusahaan adalah murah lantaran masih lebih rendah dari nilai buku.
Tingginya rendahnya PBV ratio sendiri ditentukan dengan membandingkannya price to book value ratio saham lain atau price to book value sektor/pasar yang sesuai untuk dijadikan perbandingan.
Untuk PT Panin Financial Tbk (PNLF), misalnya, Ia menilai masih menjadi salah satu saham asuransi yang cukup likuid ditransaksikan serta memiliki nilai kapitalisasi pasar yang relatif besar.
Pada sesi penutupan perdagangan pertama, Senin (9/10), saham PNLF mempunyai market cap senilai Rp8,9 triliun. Meski nilainya mendekati Rp10 triliun, rasio PBV-nya setara 0,30x, atau nilai PNLF masih sepertiga dari nilai wajarnya.
Sementara itu, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), nilai kapitalisasi pasar saat ini Rp4,37 triliun dengan rasio PBV berada di angka 0,46x. Sama halnya PNLF, nilai pasar TUGU masih seperdua dari nilai wajarnya.
Analisis memproyeksikan, prospek saham emiten anak BUMN Pertamina itu terbilang cerah jika melihat dari peningkatan premi asuransi. Tercatat, pada semester I-2023, pendapatan premi neto TUGU tumbuh 18,4 persen menjadi Rp1,52 triliun.
Sementara itu, laba bersih TUGU tumbuh 440,5 persen menjadi Rp 1,03 triliun. Jumlah tersebut diproyeksikan akan mencapai Rp1,3 triliun hingga Rp 1,4 triliun di akhir 2023.
Adapun, pada Kamis (12/10), harga saham TUGU mengalami lonjakan 1,61% ke level Rp 1.265 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp4,50 triliun.
Baca juga: Komisaris GOTO Lego 332 Juta Saham, Tinggal Segini Sisa Sahamnya
Lanjutnya, selain dua nama saham asuransi tersebut, ada juga saham asuransi dengan rasio PBV di bawah 1x, misalnya Asuransi Jasa Tania (ASJT), Asuransi Dayin Mitra (ASDM), Asuransi Jiwa Syariah Js Mtr Abd (JMAS), Asuransi Bintang (ASBI), Maskapai Reasuransi Indonesia (MREI), dan Malacca Trust Wuwungan Insurance (MTWI).
Namun sayangnya, nilai kapitalisasi pasarnya cenderung kecil di bawah Rp1 triliun dan tidak likuid. Bahkan, nilai transaksi sahamnya hanya di bawah Rp100 juta per hari.
“Sektor asuransi memang valuasinya banyak menarik minat, akan tetapi investor harus memperhatikan size, likuiditas serta fundamental dan paham bisnis model,” pungkasnya.