Jakarta – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta mencatat kontribusi signifikan dalam mendukung pembangunan menuju status sebagai kota global.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pembinaan BUMD Provinsi DKI Jakarta, Syaifulah Hidayat, dalam paparannya tentang peran BUMD dalam pembangunan strategis di acara The Asian Post The Best Regional Champion Forum 2025 yang digelar Infobank Media Group, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Jumat, 16 Mei 2025.
“Pada 2023, kontribusi BUMD secara total mencapai Rp84 triliun dalam mendukung pembangunan kota menuju status sebagai kota global. Kemudian, capaian pelayanan air bersih telah mencapai 70,29 persen. Kami juga melayani 150 ton pangan segar per hari dan telah mendistribusikan bantuan kepada 797.000 warga. Selain itu, Ancol mencatat 10 juta kunjungan dalam setahun,” ujarnya.
Baca juga: Kemendagri Ungkap Rencana Bentuk Ditjen Baru Urus BUMD, Ini Alasannya
Ia menambahkan, Jakarta pun tercatat naik peringkat dalam indeks kota global dari posisi 54 pada 2015 menjadi 74 pada 2023. Menurut Syaifulah, pencapaian ini tak lepas dari sinergi antara pemerintah dan BUMD, yang terus menjawab isu strategis seperti peningkatan SDM, tata kelola, dan penguatan ekonomi.
Aset BUMD DKI Jakarta Tumbuh
Dari sisi kinerja keuangan, aset BUMD meningkat 9,55 persen dalam lima tahun terakhir, dari Rp146 triliun pada 2019 menjadi Rp222 triliun pada 2023. Penyertaan modal daerah juga mencapai Rp6,7 triliun untuk mendukung program strategis daerah dan nasional seperti ketahanan pangan, layanan publik, dan penguatan permodalan.
Untuk CSR, kontribusi BUMD Jakarta mencapai Rp53 miliar pada 2023. Dividen yang diberikan juga didominasi sektor keuangan, sekitar 49,1 persen.
Selain itu, dalam program 100 hari Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, BUMD aktif memberikan kontribusi, mulai dari layanan Ancol dan Monas gratis, transportasi umum gratis untuk 19 kelompok masyarakat, hingga dukungan untuk Persija.
Baca juga: Kemendagri Ungkap Sejumlah Isu yang Dihadapi BUMD, Apa Saja?
Bank DKI pun berperan penting dalam pengelolaan keuangan daerah, termasuk pengumpulan pajak hingga Rp16,3 triliun dan penyaluran berbagai program bantuan sosial senilai Rp3,3 triliun.
“BUMD Jakarta juga terus berinovasi lewat digitalisasi layanan dan sinergi antarperusahaan, termasuk pembiayaan untuk peremajaan angkutan umum dan pelayanan air,” ujarnya.
Ke depan, BUMD akan diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme, mengoptimalkan aset, mendorong inovasi, dan menjajaki IPO bagi entitas yang layak.
Sebanyak 76,92 persen BUMD saat ini berada dalam kategori sehat, dan 53,85 persen memiliki tata kelola perusahaan yang sangat baik. (*) Ayu Utami










