News Update

Siapa Pendiri Kebab Baba Rafi yang Terjerat Utang Pindar Rp2 Miliar? Ini Sosoknya

Jakarta – Bisnis waralaba Kebab Baba Rafi tengah menuai perbincangan. Musababnya, PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) selaku pengelola waralaba tersebut terlilit utang pinjaman daring (pindar) senilai Rp2 miliar kepada PT Creative Mobile Adventure (Boost).

Pihak pindar Boost sendiri telah melayangkan gugatan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat (PN Jakpus) pada 4 Juli 2025. Meski pada akhirnya, mereka mencabut permohonan PKPU pada 10 Juli 2025.

Pada tanggal 10 Juli 2025, PT Creative Mobile Adventure telah mengajukan Surat Permohonan Pencabutan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Dalam Perkara No 181/Pdt.Sus-PKPU/2025/PN Niaga Jkt.Pst Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap Perseroan,” kata Eko Pujianto, Direktur Utama RAFI, dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin, 14 Juli 2025.

Baca juga : Permohonan PKPU atas Pindar Rp2 Miliar Kebab Baba Rafi Dicabut, Ini Duduk Perkaranya

Eko menegaskan, hubungan antara RAFI dan PT Creative Mobile Adventure hanya bersifat komersial dan tidak melibatkan afiliasi, baik secara kelembagaan maupun personal manajemen.

“Kami tegaskan bahwa perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan PT Creative Mobile Adventure, baik dari sisi institusi maupun personal dalam manajemen,” jelasnya.

Profil Pemilik Kebab Baba Rafi

Bisnis Kebab Baba Rafi didirikan oleh Hendy Setiono. Ia membesarkan bisnis tersebut dari bawah dengan bantuan modal yang dipinjamkan adik perempuannya sebesar Rp4 juta.

Kala itu, Hendy menjajakan produk kebab menggunakan gerobak di Nginden Semolo, Surabaya, Jawa Timur, tak jauh dari rumah dan kampusnya, tepatnya pada September 2003.

Tak sendiri, dirinya memulai bisnis kebab tersebut bersama sahabatnya, Hasan Baraja yang membantu memodifikasi rasa dan ukuran menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

Dinukil Antara, berkat kerja keras dan usahanya, bisnis Kebab Baba Rafi berkembang pesat. Kemudian, Hendy berhasil mendirikan PT Babarafi Indonesia pada 2005 dan mendapatkan hak merek dagang Kebab Turki Baba Rafi. 

Baca juga : Tak Terkait Gugatan PKPU RAFI, Baba Rafi Internasional Angkat Bicara

Pada tahun yang sama, ia juga memulai sistem waralaba untuk usaha kebabnya. Bersama dengan Nilamsari yang saat itu berstatus istrinya, Kebab Turki Baba Rafi telah memiliki lebih dari 1.000 gerai yang tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Namun keduanya bercerai pada 2017 dan bisnis Kebab Baba Rafi pun pecah kongsi. Nilam akhirnya mengendalikan PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) yang berhasil melantai di bursa pada 5 Agustus 2022. Sementara Hendy mengendalikan PT Baba Rafi Internasional. 

Sejak 2017, brand Kebab Turki Baba Rafi dikelola oleh dua entitas bisnis berbeda, yakni PT Sari Kreasi Boga yang didirikan oleh Nilamsari dan PT Baba Rafi Internasional yang didirikan Hendy Setiono. Ini merupakan konsekuensi atas perceraian Nilamsari dan Hendy pada tahun tersebut.

Sesuai dengan keputusan pengadilan yang telah disetujui oleh semua pihak, PT Babarafi Indonesia—yang sebelumnya dimiliki bersama dengan porsi saham 50:50—pun harus dibubarkan, sementara sebagai sebuah brand Baba Rafi masih boleh dijalankan untuk kepentingan bisnis dengan kepemilikan bersama.

Baba Rafi masih boleh dijalankan untuk kepentingan bisnis dengan kepemilikan bersama. Namun, ada klausul terkait pembagian area pengelolaan Baba Rafi yang telah diputuskan dalam Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan No. 1773/Pd. G/2017/PA.

Hendy Setiono bersama PT Baba Rafi Internasional di Surabaya mengelola merek Kebab Turki Babarafi dan Container Kebab by Babarafi wilayah timur. 

Sedangkan Nilamsari dengan nama perseroan PT Sari Kreasi Boga mengelola Kebab Turki Babarafi dan Container Kebab by Babarafi wilayah barat, meliputi Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan dan Jakarta sekitarnya (Jabodetabek). (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

28 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

34 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

1 hour ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago