Jakarta – PT Krom Bank Indonesia Tbk (Krom Bank) memprediksi akan ada “perang dana pihak ketiga (DPK)” di industri perbankan pada 2025. Fenomena ini dipicu oleh potensi pengetatan likuiditas bank akibat sejumlah dinamika ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Salah satu faktor utama adalah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang akan diberlakukan mulai Januari 2025.
Presiden Direktur Krom Bank, Anton Hermawan, menjelaskan bahwa kebijakan ini akan berdampak signifikan terhadap likuiditas perbankan, termasuk target Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang semakin tinggi.
“Likuiditas itu dilihat misalnya, dari target SRBI dan surat lainnya yang naik sangat tinggi. Nanti efeknya ke mana? Efeknya itu ke likuiditas atau DPK,” jelas Anton pada Selasa, 3 Desember 2024.
Baca juga: Laba Krom Bank (BBSI) Naik, DPK Melonjak 541 Persen pada Kuartal III 2024
Ini menjadi alasan kenapa Anton meramal akan ada perang DPK di industri perbankan pada tahun 2025. Menurutnya, mencari DPK akan menjadi sesuatu yang sulit bagi bank-bank Tanah Air.
Dengan demikian, Anton menegaskan pentingnya menghimpun DPK bagi perbankan, khususnya bagi bank digital yang belum lama berdiri.
“Yang menjadi tren adalah, bagaimana caranya launching bank digital, kemudian berusaha mendapatkan customer. Jadi seperti yang dilihat, DPK itu sebenarnya merupakan sesuatu yang sangat penting sehingga semuanya berusaha mencari itu,” jelasnya.
Baca juga: BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi
Meskipun begitu, Anton optimistis melihat DPK Krom Bank tumbuh pada tahun 2025. Anton melihat, Krom Bank akan mencatat pertumbuhan yang positif pada tahun depan, termasuk dari aspek DPK.
“Dengan apa bisnis yang kita miliki sekarang, saya rasa saya masih bisa yakin kita akan bertumbuh. Pertumbuhan kita akan cukup tinggi juga di tahun depan. Kita masih yakin kalau kita akan bisa mendapatkan DPK tersebut,” kata Anton.
Sebagai informasi, Krom Bank mencatat pertumbuhan DPK yang ciamik pada Oktober 2024 melesat sebesar 1.546,78 persen secara year on year (yoy), dari Rp156,43 miliar pada tahun sebelumnya, melesat jadi Rp2,58 triliun pada tahun ini.
Anton menekankan bahwa pihaknya mengutamakan produk yang dibuat semenarik dan sesimpel mungkin untuk pelanggan. Harapannya, nasabah yang hendak memakai jasa Krom Bank karena percaya dengan mereka.
“Kalau kami mungkin lebih mengutamakan produk yang sangat menarik dan speak by itself. Jadi, orang-orang akan menggunakan produk tanpa harus diiming-imingi segala macam yang ruwet-ruwet,” ujar Anton. (*) Mohammad Adrianto Sukarso