Ilustrasi uang rupiah. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Institute for Development of Economics & Finance (Indef) menilai, target pendapatan negara yang dipatok sebesar Rp1.894,7 triliun dalam RAPBN 2018 dikhawatirkan tidak tercapai. Hal ini sejalan adanya ancaman shortfall pajak di 2017, di mana realisasi penerimaan pajak baru 60 persen dari target pajak.
“Padahal, penerimaan pajak ini sumber utama pendapatan negara. Dan tidak mungkin ada program pengampunan pajak di 2018 membuat target tersebut dapat saja meleset,” ujar Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati, di Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2017.
Penerimaan negara, kata dia, merupakan salah satu indikator kinerja perekonomian secara umum. Jika target pemerintah meleset, maka sinyal optimisme perekonomian 2018 juga akan melemah. Implikasinya, pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mencapai 5,4 persen menjadi susah direalisasikan.
“Penerimaan yang berpotensi di bawah target dapat menimbulkan rentetan ‘penyakit fiskal’ berikutnya, mulai dari penambahan defisit melalui utang hingga pengetatan anggaran,” ucap Enny. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More