Jakarta — Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi penerimaan pajak pada tahun ini bakal meleset dari target penerimaan (shortfall) sekitar Rp100 triliun.
Dirinya juga turut khawatir dengan sikap pemerintah yang akhir-akhir ini yang nampak kebingungan dan menyasar berbagai objek pajak, seperti mobil mewah, handphone mewah, dan pekerja seni.
“Shortfall-nya Rp100 triliun sampai Rp200 triliun, realisasi target pajaknya hanya 80 persen,” ungkap Bhima kepada Infobank, Minggu 17 September 2017.
Menurut Bhima, untuk mengejar shortfall pajak sebaiknya pemerintah fokus kepada penindakan perusahaan-perusahaan asing pengemplang pajak. Kemudian, mengevaluasi lagi PPH badan dan PPN yang tidak tercatat transaksi. “Jadi mendorong kepatuhan e-vaktur,” tambahnya.
Menurutnya, yang masih bisa diharapkan ialah dari penarikan PPH migas karena didorong oleh harga minyak yang masih stabil. Kendati demikian, hal tersebut juga tak bisa banyak juga diharapkan lantaran saat ini sudah menjelang akhir tahun. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More