Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga 12 Desember 2023 mencapai Rp554,5 triliun atau tumbuh 3,1 persen yoy. Angka tersebut sebesar 125,6 persen dari target APBN atau 107,5 persen dari target Perpres 75.2023.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan PNBP yang berasal dari Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) atau dividen dari BUMN menyumbang moncernya pertumbuhan PNBP.
Adapun, realisasi KND hingga 12 Desember 2023 tumbuh 100,9 persen secara tahunan (yoy) atau sebesar Rp81,5 triliun.
Baca juga: Telkom Mau Tebar Dividen Akhir 2023, Segini Besarannya
“PNBP yang cukup baik adalah dari dividen BUMN, dimana realisasinya mencapai Rp81,5 trilun,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jumat 15 Desember 2023.
Menkeu menjelaskan, kinerja positif KND tersebut ditopang oleh setoran dividen BUMN, yakni perbankan mencapai Rp40,8 triliun dan non perbankan sebesar Rp40,7 triliun.
Sri Mulyani menambahkan, hal tersebut sesuai dengan Perpres 75/2023, meskipun di Undang-Uadang APBN 2023 dividen BUMN ditargetkan hanya Rp49 triliun. Sedangkan pada Perpres menjadi Rp81,5 triliun.
“Ini hal yang bagus artinya BUMN terutama yang sehat telah mampu membayarkan dividen kepada negara yang cukup tinggi kenaikannya,” imbuhnya.
Selain itu, penerimaan SDA non-migas mencapai Rp131 triliun tumbuh 21,2 persen yoy, yang ditopang oleh penyesuaian tarif batu bara dengan berlakunya PP 26 Tahun 2022. Kemudian, peningkatan realisasi piutan PNBP atas implementasi Automatic Blocking System (ABS), pemanfaatan data analitik SIMBARA, serta profiling wajib bayar dalam pelaksanaan pengawasan.
Baca juga: Bos BRI Bocorkan Soal Pembagian Dividen 2023, Berapa Besarannya?
Namun demikian, dari penerimaan SDA Migas mengalami kontraksi 20 persen menjadi Rp109 triliun, dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp148 triliun. Ini disebabkan karena adanya penurunan ICP dan lifting minyak yang menurun dibandingkan dengan tahun lalu.
Serta, dari PNBP lainnya negara mengumpulkan sebesar Rp152,3 triliun, turun -13,5 persen dan BLU sebesar Rp80,8 triliun tumbuh 5,3 persen yoy. (*)
Editor: Galih Pratama