Serangan Siber Intai Multifinance, OJK Minta Lakukan Hal Ini

Serangan Siber Intai Multifinance, OJK Minta Lakukan Hal Ini

Poin Penting

  • OJK minta multifinance perkuat keamanan siber sesuai POJK 4/2021.
  • Clipan Finance terbaru terdampak serangan siber, BFI Finance pernah alami insiden serupa.
  • Mitigasi dan standar keamanan ketat diperlukan agar operasional tetap aman.

Jakarta – Serangan siber masih mengintai perusahaan pembiayaan (multifinance) di Tanah Air. Terbaru, PT Clipan Finance Indonesia melaporkan bahwa sistem operasional perseroan terdampak serangan siber.

Menanggapi hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri multifinance untuk memperkuat keamanan sistem informasi. 

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan, penguatan sistem keamanan informasi sesuai dengan Peraturan OJK (POJK) Nomor 4/POJK.05/2021 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Lembaga Jasa Keuangan Nonbank. 

Baca juga: Perkuat Pertahanan Siber, BFI Gelontorkan Capex IT Sampai Segini

Tak hanya itu, lanjutnya, perusahaan multifinance juga harus menerapkan standarisasi nasional maupun internasional lainnya terkait keamanan sistem informasi.

“Hal ini mengingat serangan siber berpotensi mengganggu operasional dan kinerja perusahaan multifinance, ujar Agusman, dikutip Selasa, 23 Desember 2025.

Diketahui, selain Clipan Finance Indonesia, serangan siber juga pernah dialami oleh BFI Finance pada 21 Mei 2023 yang diumumkan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia. Serangan siber tersebut merupakan pertama kali terjadi di BFI Finance sejak perusahaan berdiri.

Serangan siber kala itu mengakibatkan gangguan layanan dan operasional. Namun Sudjono memastikan hal itu sudah diatasi. 

Baca juga: Bos Infobank Ajak Industri Keuangan Gencar Mitigasi Serangan Siber “Tuyul Digital”

Namun, BFI Finance pun telah melakukan berbagai hal untuk mengantisipasi dan mencegah kembali serangan siber. Di antaranya melakukan mitigasi menyeluruh atas seluruh aplikasi, mengundang para ahli IT untuk melakukan pemuatan sistem sekuriti keamanan, dan infrastruktur.

“Kemudian, dari sisi perilaku penggunaan sistem dan juga memastikan sebanyak mungkin sistem itu tidak bisa kita akses dan kita sebar datanya. Semua itu cukup painful. Tapi kami rasa saat kami memiliki sistem keamanan IT yang jauh lebih baik,” tegas Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Sudjono. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62