Manila – Gubernur Bank Sentral Filipina pada Sabtu (31/3/2018) menyuarakan peringatan kepada lembaga keuangan domstik menyusul serangan cyber di Bank Sentral Malaysia, di mana para peretas berusaha mencuri uang dengan menggunakan wire-transfer palsu.
Mengutip dari halaman reuters, Bank Negara Malaysia (BNM) mengatakan bahwa tidak ada dana hilang dalam insiden itu, yang mana telah diidentifikasi pada hari Selasa atas keterlibatan pemalsuan permintaan wire-transfer melalui jaringan SWIFT. Peristiwa ini sendiri merupakan yang terbaru dalam serangkaian pencurian elektronik di lembaga keuangan di seluruh dunia.
“Kami mengeluarkan peringatan umum segera setelah kami mendapat nasihat BNM untuk ekstra hati-hati selama masa liburan panjang. Meskipun bank sudah melakukan itu sebagai SOP (Standard Operation Procedures), ”kata Nestor Espenilla, Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas.
“Berbagi informasi merupakan bagian dari meningkatnya protokol pertahanan terhadap kejahatan cyber,” kata Espenilla.
Pejabat bank sentral mengatakan bahwa peringatan itu dikeluarkan pada hari Rabu, dan tidak ada ancaman khusus.
Bank Negara Malaysia tidak mengatakan siapa di balik peretasan atau bagaimana mereka mengakses server SWIFT. Bank sentral yang mengawasi 45 bank komersil di Malaysia juga mengatakan pada Kamis lalu bahwa tidak ada gangguan pada sistem pembayaran dan penyelesaian yang dioperasikan bank sentral karena serangan cyber.
Sebagai informasi, sebelumnya pada Februari 2016 sistem keuangan Filipina menjadi sorotan global setelah $ 81 juta yang dicuri dari bank sentral Bangladesh dan disalurkan ke beberapa akun di Rizal Commercial Banking Corp (RCBC) yang berbasis di Manila, sebelum menghilang ke industri kasino lokal. Atas insiden itu, Bank sentral Filipina mendenda RCBC satu miliar peso ($ 20 juta) pada tahun 2016 karena kegagalannya untuk mencegah pencurian uang.(*)