Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada hari ini, Rabu, 31 Januari 2024, telah mengumumkan kinerja keuangannya di sepanjang 2023. Hasilnya, laba bersih bank pelat merah ini berhasil naik 33,7 persen menjadi Rp55,1 triliun secara tahunan.
Direktur Utama BMRI, Darmawan Junaidi mengatakan capaian kinerja signifikan tersebut selaras dengan kondisi ekonomi yang secara nasional masih resilien menghadapi volatilitas pada 2023.
“Dari berbagai tantangan yang ada di tahun 2023, kondisi ekonomi Indonesia masih resilien didorong peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan inflasi yang masih terjaga. Di sisi lain ruang kinerja fiskal Indonesia masih besar untuk dapat terus mendukung perekonomian,” ucap Darmawan dalam Konferensi Pers Virtual di Jakarta, 31 Januari 2024.
Baca juga: Cetak Rekor! Laba BRI 2023 Tembus Rp60,4 Triliun, Melesat 17,5 Persen
Selain itu, total aset konsolidasi Bank Mandiri berhasil menembus Rp2.174,2 triliun di akhir 2023, naik 9,12 persen year on year (yoy) dari tahun sebelumnya Rp1.992,5 triliun.
Kenaikan tersebut tentunya tak lepas dari realisasi penyaluran kredit Bank Mandiri tahun lalu yang mencapai Rp1.398,1 triliun, atau tumbuh 16,3 persen secara tahunan. Ini melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38 persen yoy.
Pertumbuhan kredit impresif ini terjadi di seluruh segmen. Salah satunya didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp490 triliun pada akhir 2023, tumbuh 18,3 persen yoy.
Kemudian, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif dengan pertumbuhan tertinggi dibanding segmen lain, yaitu sebesar 21,2 persen yoy menjadi Rp238 triliun di akhir 2023 lalu.
Baca juga: Berkat Transformasi, Laba Bersih BNI 2023 Naik 14,2 Persen jadi Rp20,9 Triliun
Adapun, segmen Small Medium Enterprise (SME) pun turut tumbuh baik mencapai 14 persen yoy menjadi Rp77 triliun. Sedangkan segmen mikro tumbuh mencapai 10,4 persen yoy menyentuh Rp168 triliun.
“Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong keberlanjutan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk segmen SME dan Micro,” pungkas Darmawan. (*)
Editor: Galih Pratama