Lebih lanjut dirinya menilai, laju dolar AS yang terkoreksi ini, kata dia, kemungkinan didorong oleh penguatan tajam mata uang Euro, sejalan dengan ekspektasi pertemuan Bank Sentral Eropa pada pertengahan pekan ini.
Kendati demikian, tambah dia, pelaku pasar diminta tetap harus waspada terhadap sentimen negatif yang diperkirakan datang dari Tiongkok yang menyatakan akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya, sehingga berdampak ke laju rupiah.
“Faktor global beberapa minggu ke depan cenderung akan mendominasi pegerakan aset berdenominasi rupiah, khususnya pertemuan beberapa bank sentral utama dunia,” ucapnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa, data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More
Bangkok – Perkembangan layanan pembayaran non tunai alias QR Code di Negeri Gajah Putih begitu… Read More
Jakarta – BNI Asset Management atau BNI AM kembali berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas menyelenggarakan kegiatan… Read More
Bangkok – Presiden Bangkok Bank dan Presiden Komisaris Bank Permata, Chartsiri Sophonpanich mengungkapkan, Indonesia menjadi bagian… Read More
Jakarta – PTPN Group bersama kementerian dan sejumlah institusi berkolaborasi meluncurkan program “Manis Swasembada Gula”.… Read More