Lebih lanjut dirinya menilai, laju dolar AS yang terkoreksi ini, kata dia, kemungkinan didorong oleh penguatan tajam mata uang Euro, sejalan dengan ekspektasi pertemuan Bank Sentral Eropa pada pertengahan pekan ini.
Kendati demikian, tambah dia, pelaku pasar diminta tetap harus waspada terhadap sentimen negatif yang diperkirakan datang dari Tiongkok yang menyatakan akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya, sehingga berdampak ke laju rupiah.
“Faktor global beberapa minggu ke depan cenderung akan mendominasi pegerakan aset berdenominasi rupiah, khususnya pertemuan beberapa bank sentral utama dunia,” ucapnya. (*)
Editor: Paulus Yoga