Jakarta – BNI Syariah mengaku telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp25,1 triliun di Semester I 2018. Angka tersebut tumbuh mencapai 11,4 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp22,5 triliun.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, kontribusi pertumbuhan pembiayaan tersebut terdiri dari segmen komersial 22 persen, Hasanah Card 14,6 persen, SME 12,3 persen, konsumer 7,8 persen dan mikro 2,9 persen.
Sementara komposisi pembiayaan terdiri dari segmen konsumer sebesar Rp12,9 triliun (51,5 persen), diikuti segmen Kecil dan Menengah sebesar Rp5,5 triliun (22 persen), segmen komersial Rp5,3 triliun (21 persen), segmen Mikro Rp995,5 miliar (4 persen), dan Hasanah Card Rp387,5 miliar (1,5 persen).
Menurutnya, dalam menyalurkan pembiayaan, BNI Syariah terus menjaga kualitas pembiayaannya. Hal ini tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) BNI Syariah hingga Juni 2018 yang tercatat sebesar 3,04 persen
“Ini dibawah rata-rata industri yang mencapai 4,06 persen (data SPS per Aptil 2018 BUS-UUS),” ujar Firman di Jakarta, Kamis, 26 Juli 2018.
Firman mengungkapkan, BNI Syariah terus berupaya untuk memberikan kontribusi penuh bagi perekonomian Indonesia terutama dari sisi pengelolaan keuangan syariah. Dengan berbagai pendekatan digital dan customer engagement, pihaknya optimis perluasan customer based dapat terus meningkat.
Selain itu, kata dia, sebagai bagian dari sistem keuangan perbankan, BNI Syariah berkomitmen untuk meningkatkan kewirausahaan dan kemandirian yang diwujudkan dengan kerjasama antara BNI Syariah dan BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif).
Kerja sama ini melahirkan program Deureuham (Derap Ekrafpreneur Hasanah Mulia), yakni program kerjasama BNI Syariah dengan BEKRAF yang bertujuan mencetak para startup muda sebagai generasi milenial yang dapat menjadi motor penggerak bisnis ekonomi syariah di Indonesia. (*)