Sedangkan sisanya berasal dari wholesale banking, yang terdiri dari kredit korporasi sebesar Rp64,29 triliun (35 persen) serta kredit komersial sebesar Rp30,32 triliun (17 persen).
“Kami telah mengumumkan Obligasi Berkelanjutan II Bank CIMB Niaga Tahap II Tahun 2017 dengan nilai minimal penawaran sebesar Rp1 triliun. Dana yang diperoleh seluruhnya akan dialokasikan untuk pembiayaan ekspansi kredit dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis CIMB Niaga,” ucapnya.
Kemudian dari total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perseroan tercatat sebesar Rp174,37 triliun per akhir Juni 2017, yng didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 1,6 persen (yoy), dan menghasilkan kenaikan rasio CASA sebesar 233 basis point (bps) yoy menjadi 54,3 persen.
“Ke depan, kami akan fokus memperbesar bisnis konsumer dan UKM, meningkatkan CASA, serta memperkuat platform digital, dengan lebih berhati-hati dan selektif dalam menyalurkan kredit untuk menjaga kualitas aset yang lebih baik. Dengan demikian, kami berharap rasio NPL kami semakin membaik, bergantung pada proyeksi ekonomi,” katanya. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More