Jakarta – Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan mencapai 0,29% secara bulanan (mom) pada Maret 2023, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,16% mom.
Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga pangan seiring dengan menguatnya permintaan pangan selama bulan puasa.
“Sementara itu, pasokan pangan terlihat cukup namun rentan terbatas di tengah masa panen yang belum mencapai puncaknya, dan cuaca ekstrem,” kata Faisal dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 30 Maret 2023.
Lanjutnya, ditambah dengan adanya kenaikan harga BBM Pertamax sebesar Rp500 per liter pada Maret 2023, dan harga jasa transportasi, khususnya tarif angkutan udara, naik sebulan sebelum mudik Lebaran.
“Harga emas juga naik, menyusul meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global pasca kegagalan Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank di AS yang meningkatkan risiko spillover effect pada sistem perbankan global,” jelasnya.
Lanjut Faisal, mempertimbangkan tiga bulan pertama tahun ini, inflasi year-to-date diperkirakan sebesar 0,79% dibandingkan pada periode Januari – Maret 2023 sebesar 1,20% ytd.
Selain itu, secara tahunan inflasi IHK diperkirakan akan melemah dari 5,47% yoy pada Februari 2023 menjadi 5,09% yoy pada Maret 2023. Namun, menurut Faisal ini lebih dipengaruhi oleh base effect yang tinggi pada Maret 2022.
“Hal ini disebabkan oleh melonjaknya harga pangan dan energi di tengah perang Rusia-Ukraina, dan pencabutan plafon harga eceran (HET) minyak goreng oleh Indonesia,” imbuhnya.
Kemudian, inflasi inti diperkirakan akan terus melemah dari 3,09% yoy pada Februari 2023 menjadi 3,05% yoy pada Maret 2023. “Dampak putaran kedua dari penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun lalu terlihat akan berkurang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya,” pungkas Faisal. (*)
Editor: Galih Pratama