Jakarta – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF terus menggenjot kinerja keuangan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) ritel yang masih terjaga dengan baik meski ditengah pandemi covid-19.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo menyampaikan dalam situasi pandemi seperti ini banyak investor, yang khawatir untuk menginvestasikan dananya. Oleh karena itu, berinvestasi pada instrument EBA-SP ritel SMF dinilai aman dan turut membantu Pemerintah dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya di sektor perumahan.
“Jika sektor perumahan bergerak, ada lebih dari 170 industri turunan di sektor perumahan yang juga akan bergerak sehingga dapat membantu percepatan realisasi program PEN,” kata Ananta pada acara webinar Infobank dan SMF dengan tema Instrumen Investasi yang Aman dan Menguntungkan bagi Dana Pensiun di Jakarta, Kamis 5 November 2020.
SMF sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan mempunyai berbagai instrumen investasi yang menguntungkan dengan rating yang optimal, baik Obligasi,Sukuk, EBA-SP ritel, serta Medium Term Notes (MTN).
Dirinya menambahkan, SMF memiliki preringkat IdAAA dari Pefindo, baik untuk korporat maupun untuk surat utang serta efek yang diterbitkan. Selain aman dan mendapatkan return yang kompetitif.
“Hingga saat ini instrumen investasi yang kami terbitkan memiliki peringkat terbaik dengan imbal hasil yang kompetitif, sehingga dapat menjadi alternatif utama instrumen investasi yang tetap terjaga kualitasnya kendati di masa pandemi,” ujar Ananta .
Seperti diketahui, produk EBA-SP ini hanya dapat dibeli mulai dari Rp100.000 dan akan diperdagangkan di pasar sekunder. EBA-SP SMF memiliki return yang kompetitif yaitu berkisar antara 7% – 10%, hal ini terlihat dari historikal penerbitan EBA-SP, di mana Kupon EBA-SP Kelas A sebagai instrumen dengan rating triple A selalu berada di atas return deposito.
Sebagai informasi saja, sepanjang Semester I tahun 2020 SMF telah berhasil menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR sebesar Rp4,2 triliun atau 32,23% dari target tahun 2020.
Secara kumulatif total akumulasi dana yang dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2006 sampai dengan 30 Juni 2020, mencapai sebesar Rp66,25 triliun yang terdiri dari pembiayaan sebesar Rp53,99 triliun, sekuritisasi KPR sebesar Rp12,15 triliun dan pembelian KPR sebesar Rp106 miliar. Dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai 1.039.532 debitur KPR yang tediri dari 77% pembiayaan, 22,59% sekuritisasi dan 0,08% pembelian KPR. (*)
Editor: Rezkiana Np