Jakarta – Bank OCBC NISP kembali melakukan riset tahunan Financial Fitness Index 2022 dengan NielsenIQ dan menunjukkan bahwa skor Financial Fitness Indonesia naik menjadi 40.06 di tahun 2022, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 37.72.
Namun, di sisi lain, masih tercatat sebanyak 76% masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan keuangan yang perlu dibenahi. Sehingga, OCBC NISP memberikan solusi finansial melalui NYALA OCBC NISP untuk mendukung masyarakat dalam mengambil langkah konkret untuk meraih kondisi finansial yang sehat.
Retail Proposition Division Head Bank OCBC NISP, Chinni Yanti Tjhin mengatakan bahwa dengan masih sedikitnya generasi muda yang menabung dan berinvestasi secara terstruktur akan menimbulkan kondisi yang mengkhawatirkan.
“Di usia produktif, saatnya kita memikirkan bagaimana agar uang bekerja untuk diri kita (how money can works for us). Salah satu caranya adalah dengan segera mengambil sikap dengan mulai mengubah cara menabung dan berinvestasi sehingga kita dapat mewujudkan hal yang diimpikan dalam 5-10 tahun ke depan, seperti membeli rumah dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak,” ucap Chinni dalam Konferensi Pers di Jakarta, 15 Agustus 2022.
Ia juga menambahkan, bahwa konsep transformasi menabung dan investasi tidak sekadar menyimpan uang, tetapi bagaimana masyarakat mendapatkan imbal hasil yang lebih optimal melalui pemilihan produk yang sesuai dengan pengetahuan (risk appetite), profil risiko, dan jangka waktu investasi.
Dengan NYALA OCBC NISP telah dipersiapkannsolusi Check, Choose dan Cuan untuk mendukung masyarakat dalam mengambilnlangkah konkret meraih kondisi yang #FinanciallyFit.
Check Kesehatan finansial di ruangmenyala.com, Choose kelas-kelas edukasi serta produk perbankan dan investasi terbaik yang sesuai dengan kebutuhanmu, dan mendapatkan Cuan dari investasi tersebut dan tentunya dari benefit bebas biaya transaksi dan program menarik lainnya yang ditawarkan NYALA OCBC NISP.
Adapun survei tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 42% generasi muda Indonesia merasa percaya diri bahwa perencanaan finansial mereka saat ini akan memberikan kesuksesan finansial di masa depan.
Namun, di antara mereka masih terdapat perbedaan antara perencanaan finansial dengan aksi yang dilakukan. Hal tersebut dibuktikan dengan sebanyak 80% dari mereka tidak melakukan pencatatan anggaran dan hanya 26% yang memiliki dana darurat.
Hasil riset lainnya menunjukan hanya 9% dari
generasi muda yang telah memiliki produk investasi, 17% yang sudah memiliki pendapatan pasif, 8% yang menggunakan uang sesuai anggaran dan hanya 22% yang benar-benar paham mengenai produk investasi yang mereka miliki. (*) Khoirifa