Ekonomi dan Bisnis

Sederet Tantangan Industri Baja Capai Target Produksi 100 juta Ton di 2045

Jakarta – The Indonesian Iron and Steel Industri Association (IISIA) memproyeksikan bahwa kebutuhan baja nasional pada tahun 2045 diperkirakan sebesar 100 juta ton dengan nilai investasi mencapai USD100 miliar. Hal tersebut menjadi potensi yang baik untuk industri baja di Indonesia.

Meski begitu, Plh. Ketua Umum Kadin Indonesia, Yukki N. Hanafi, menyebutkan bahwa, industri baja nasional juga menghadapi tantangan berupa tingkat utilisasi kapasitas produksi baja nasional yang masih rendah akibat tingginya impor dan didukung juga oleh pelemahan ekonomi China.

“Jadi kita mendukung dan berkeinginan agar Pemerintah juga dapat menjaga ini, karena total kapasitas produksi mereka (industri baja) itu jauh melebihi total kapasitas kita, mungkin kita hanya 8-10 persennya dari total kapasitas mereka kurang lebih,” ucap Yukki dalam Konferensi Pers di Jakarta, 6 November 2023.

Baca juga: Pentingnya Lindung Nilai Harga Baja di Tengah Ketidakpastian Global

Berdasarkan hal itu, Chairman IISIA yang juga PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Purwono Widodo, menyatakan bahwa, sebagai asosiasi industri baja nasional akan menyelenggarakan IISIA Business Forum (IBF) 2023 yang bertujuan untuk membangun industri besi dan baja nasional agar menjadi semakin tangguh dan mandiri, serta menguatkan kolaborasi dan sinergi antara semua pihak yang terlibat dalam kemajuan industri baja nasional.

“IISIA berharap IBF 2023 akan menjadi wadah yang mampu memfasilitasi business matching antara stakeholder di dalam industri baja yang dapat membuka pintu bagi kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan dan memajukan pertumbuhan industri baja,” ujar Purwono dalam kesempatan yang sama.

IBF 2023 akan diselenggarakan pada 9-11 November 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE BSD), Jl. BSD Grand Boulevard Raya, BSD City, Tangerang, Banten, dengan Tema “Industri Baja Nasional untuk Kemandirian Bangsa”.

Baca juga: Gara-Gara Hilirisasi, Ekspor Nikel RI Ke Tiongkok Melonjak  

Di mana, kegiatan IBF tersebut juga bertujuan menunjukkan perkembangan industri baja nasional, memperlihatkan teknologi terbaru pembuatan besi baja, terutama teknologi yang terkait dengan green industry, bersama pihak terkait dalam mendiskusikan dan merumuskan pengembangan industri baja nasional ke depannya.

“Mematangkan penyusunan roadmap pengurangan emisi CO2 di industri baja nasional menuju target Net Zero Emission, serta mendorong business matching antara anggota IISIA dan anggota KADIN,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

9 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

9 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

11 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

11 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

12 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

13 hours ago